Penyusutan Stok BBM Amerika Lampaui Ekspektasi, Minyak Bangkit Lagi
Thursday, October 14, 2021       14:57 WIB

Ipotnews - Harga minyak menguat, Kamis, membalikkan penurunan sebelumnya, karena penarikan yang lebih besar dari perkiraan dalam stok bensin dan produk penyulingan Amerika mendorong aksi beli.
Kenaikan tersebut juga didukung ekspektasi bahwa melonjaknya harga gas alam menjelang musim dingin akan mendorong peralihan ke minyak untuk memenuhi permintaan pemanas.
Minyak mentah berjangka Brent, patokan internasional, naik 67 sen, atau 0,8%, menjadi USD83,85 per barel pada pukul 13.47 WIB, setelah melemah 0,3% pada penutupan Rabu, demikian laporan  Reuters,  di Tokyo, Kamis (14/10).
Sementara itu, patokan Amerika Serikat, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI), meningkat 62 sen, atau 0,8%, menjadi USD81,06 per barel, membalikkan penurunan 0,3% pada sesi sebelumnya.
"Penurunan persediaan bensin dan sulingan Amerika yang lebih besar dari perkiraan menyebabkan pembelian baru," kata Kazuhiko Saito, Kepala Analis Fujitomi Securities Co Ltd.
American Petroleum Institute (API), Rabu, mengatakan stok minyak mentah AS naik 5,2 juta barel untuk pekan yang berakhir hingga 8 Oktober, tetapi persediaan bensin turun 4,6 juta barel dan stok sulingan menyusut 2,7 juta barel, menurut sumber pasar yang melihat data tersebut.
Analis dalam jajak pendapat  Reuters  memperkirakan persediaan minyak mentah naik 0,7 juta barel, tetapi stok bensin turun 0,1 juta barel dan sulingan berkurang 0,9 juta barel.
"Dengan OPEC Plus bertahan pada pakta yang ada untuk peningkatan secara bertahap dalam produksi minyak dan beberapa negara OPEC gagal mencapai kuota mereka, pasokan akan tetap ketat dan harga minyak tetap dalam tren  bullish  setidaknya sampai pertemuan OPEC Plus berikutnya," ujar Saito.
Organisasi Negara Eksportir Minyak, Rusia dan sekutunya, yang dikenal sebagai OPEC Plus, awal bulan ini "mengkonfirmasi ulang rencana penyesuaian produksi", mengacu pada perjanjian yang disepakati sebelumnya di mana 400.000 barel per hari (bph) akan ditambahkan pada November.
Angola kemungkinan akan berjuang untuk memenuhi kuota produksi OPEC untuk setidaknya dua tahun, ungkap Menteri Keuangan Vera Daves de Sousa, bulan lalu.
Harga minyak juga didukung oleh kekhawatiran tentang ketatnya pasokan setelah Badan Informasi Energi (EIA) AS, Rabu, mengatakan produksi minyak mentah di Amerika Serikat, produsen terbesar dunia, akan turun pada 2021 lebih dari perkiraan sebelumnya, meski akan bangkit kembali pada 2022.
"Investor juga berspekulasi bahwa lonjakan harga gas akan mendorong pembangkit listrik untuk beralih ke minyak karena musim permintaan selama musim dingin semakin dekat," kata Hiroyuki Kikukawa, General Manager Nissan Securities.
"Pengetatan di pasar minyak mentah saat ini dan prospek jangka pendek untuk peningkatan permintaan musiman memberikan dukungan pada sentimen investor, melebihi perkiraan permintaan yang lebih lemah oleh OPEC ," kata Kikukawa.
OPEC memangkas perkiraan pertumbuhan permintaan minyak dunia untuk tahun ini dalam laporan bulanan terbarunya, Rabu, sambil mempertahankan pandangan 2022.
Namun, kelompok produsen itu mengatakan kenaikan harga gas alam dapat meningkatkan permintaan produk minyak karena pengguna akhir beralih bahan bakar. (ef)

Sumber : Admin