Perdalam Pasar, BEI Fokus Pada Inisiatif Otomasi Digital di 2019
Saturday, November 17, 2018       08:13 WIB

Ipotnews - PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mengungkapkan, upaya untuk memperdalam pasar dan memperluas akses yang menyasar investor ritel akan dilakukan melalui pengembangan dan penerapan tiga inisiatif berbasis otomatis digital pada infrastruktur Bursa.
Menurut Direktur Utama BEI, inarno, pasar yang dangkal masih menjadi persoalan utama bagi pasar modal, karena kondisi tersebut akan mengganggu stabilitas kondisi bursa saham dan obligasi jika ketidakpastian global terus berlanjut.
"Sekarang ini risiko capital outflow lebih besar dipengaruhi sentimen The Fed, tetapi pasar kita cukup stabil. Saat kemarin Bank Indonesia (BI) menaikkan suku bunga, tetapi IHSG malah naik signifikan," ujar Inarno di Surakarta, Jawa Tengah, Jumat (16/11).
Sebaagaimana diketahui, pada Kamis, 15 November 2018 BI kembali menaikkan suku bunga BI 7-Day Reverse Repo Rate sebesar 25 basis poin menjadi 6 persen. Namun pada penutupan perdagangan di BEI, IHSG ditutup menguat signifikan sebesar 1,66 persen ke level 5.955.
Lebih lanjut Inarno menyebutkan, untuk meningkatkan stabilitas di pasar modal domestik, saat ini BEI tengah mengkaji tiga inisiatif untuk memperdalam pasar yang berbasis otomasi digital. "Tiga inisiatif yang akan di launching pada 2019, yakni index future, single stock dan structure waran," jelasnya.
Menurut dia, upaya memperdalam pasar modal tersebut terkait dengan fokus BEI untuk memperluas akses yang menyasar investor ritel. Bahkan, kata Inarno, BEI juga tengah mengkaji perubahan satuan lot dari 100 saham menjadi jumlah yang lebih kecil di setiap lot. "Kami tetap berpikir ke arah investor ritel kecil," imbuhnya.
Terkait dengan pertambahan jumlah emiten baru di 2019, kata Inarno, BEI kembali menargetkan bisa merangkul 35 perusahaan tercatat. "Tahun depan kami tidak mengurangi target tahun ini. Walaupun ada pilpres (pemilihan umum presiden), kami tetap optimistis dan bahkan bisa di atas 35 emiten lagi," tuturnya.
Dia menyebutkan, sepanjang tahun ini BEI telah mengantarkan 51 perusahaan yang mencatatkan saham di pasar modal. dengan nilai emisi senilai Rp14,92 triliun dan masih ada sepuluh perusahaan di pipeline. "Nilai emisi di tahun ini merupakan yang tertinggi dari tahun-tahun sebelumnya," ujar Inarno.
Berdasarkan data BEI, secara umum rata-rata nilai emisi 51 perusahaan yang tercatat itu terbilang, karena hanya PT Bank BRIsyariah Tbk () dan PT Medialoka Hermina Tbk () yang memiliki nilai emisi atas Rp1 triliun.
"Kami bukan hanya ingin merangkul perusahaan kecil saja. Kalau dari sisi pencapain, kamis sudah termasuk yang tinggi dibandingkan 2010. Dan, kami memang tidak hanya fokus mencari perusahaan besar saja, karena kami ingin mengajak UKM dan startup," paparnya.
Menurut dia, langkah BEI untuk menggiring UMK dan startup melantai di BEI dengan berupaya membentuk papan akselerasi, selain yang saat ini sudah ada papan utama dan papan pengembangan. "Kita akan ada satu lagi board yang namanya papan akselerasi untuk dorong UKM dan startup," ucapnya.
(Budi)

Sumber : admin