Perekonomian Global Meredup, IEA Pangkas Prospek Permintaan Minyak
Friday, October 11, 2019       19:46 WIB

Ipotnews - Badan Energi Internasional (IEA) memangkas perkiraan pertumbuhan permintaan minyak global. Ketakutan akan perlambatan ekonomi mengalahkan kekhawatiran akan berkurangnya pasokan akibat ketegangan geopolitik Timur Tengah.
Menurut IEA, terhentinya fasilitas produksi minyak Arab Saudi akibat serangan drone pada September lalu, yang menyebabkan gangguan terbesar dalam sejarah modern, memangkas sekitar 6% dari pasokan minyak dunia.
Namun kenaikan reli kenaikan harga minyak mentah hanya berlangsung singkat singkat, meredup di tengah kekhawatiran terhadap resesi global. IEA memangkas proyeksi pertumbuhan permintaan tahun ini dan tahun depan sebesar 100.000 barel per hari.
"Seharusnya ada pembicaraan tentang premi geopolitik pada harga minyak," saran IEA para pemangku kepentingan, dalam sebuah laporan bulanannya.
"Untuk saat ini, tampaknya ada sedikit pertanda dimana kekhawatiran keamanan dikalahkan oleh pertumbuhan permintaan dan prospek gelombang produksi minyak baru yang lebih lemah," dari AS dan Laut Utara, uankap IEA, seperti dikutip Bloomberg, Jumat (11/10).
IEA memperingatkan bahwa, "insiden lebih lanjut " dapat terjadi setelah serangan rudal ke fasilitas minyak Arab Saudi Abqaiq dan Khura pada 14 September.
Peringatan IEA, dibuktikan oleh berita bahwa sebuah kapal tanker Iran terbakar setelah serangan rudal di lepas pantai kota Jeddah, Arab Saudi, ledakan pada Jumat ini. Harga minyak mentah berjangka Brent melejiy 2,3%, diperdagangkan di atas USD60 per barel, tertinggi dalam lebih dari sepekan.
IEA mengasumsikan konsumsi global dapat meningkat 1,6 juta barel per hari di paruh kedua 2019, empat kali lipat dari semester pertama. Namun, harga diperkirakan tidak akan lebih tinggi daripada sebelum serangan terhadap Arab Saudi, karena sengketa perdagangan antara Washington dan Beijing, serta sinyal perlambatan aktivitas sektor manufaktur yang memicu kekhawatiran resesi besar-besaran.
Permintaan minyak global tahun ini diperkirakan akan meningkat paling rendah sejak 2016, sebesar 1 juta barel per hari. Sementara itu, menurut IEA, pertumbuhan jumlah minyak mentah yang diproses oleh kilang di seluruh dunia akan menjadi yang terendah dalam satu dekade, hanya 150.000 sehari. (Bloomberg)

Sumber : Admin