Peringkat ANTM Bisa Turun Jika Harga Nikel Berbalik Melemah
Friday, September 13, 2019       17:04 WIB

Ipotnews - PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) akan menurunkan peringkat PT Antam (Persero) Tbk (), jika struktur modal dan proteksi arus kas perseroan menurun akibat faktor harga komoditas, terutama apabila harga nikel lebih rendah dari ekspektasi.
Hal tersebut seperti diungkapkan oleh Tim Riset Pefindo dalam keterbukaan informasi terkait kenaikan peringkat perseroan dan Obligasi I Tahun 2011 ke level idA (single A) dengan outlook stabil. Keterbukaan informasi ini dilansir PT Bursa Efek Indonesia (BEI) di Jakarta, Jumat (13/9).
Selain itu, Tim Riset Pefindo juga menyebutkan bahwa peringkat juga bisa diturunkan jika terjadi peningkatan harga bahan bakar yang dapat meningkatkan biaya tunai perseroan. Penurunan peringkat perseroan juga akan dilakukan Pefindo, jika gagal memenuhi target penjualan.
"Peringkat juga bisa berada di bawah tekanan, jika perusahaan mencatatkan utang yang lebih tinggi dari proyeksi dan apabila gagal menyelesaikan proyek ekspansi secara tepat waktu," demikian disebutkan Tim Riset Pefindo.
Pada awal September 2019, harga nikel meningkat menjadi USD17.685 per ton atau tertinggi sejak 2015. Namun, masih diizinkan untuk mengekspor bijih bauksit yang telah mendapatkan kuota ekspor sekitar 3,3 juta metrik ton pada 2019. Kuota ini meningkat dari sebelumnya yang hanya 850.000 metrik ton di 2018.
Tim.Riset Pefindo menyatakan, peningkatan kuota tersebut berasal dari rencana untuk menambah pabrik pemurnian alumina di Mempawah Kalimantan Barat dan akan dikembangkan bersama dengan induknya, PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum).
Peringkat bisa dinaikkan kembali dari posisi saat ini di level idA, jika perseroan meningkatkan profil bisnis yang tercermin pada peningkatan pendapatan dan EBITDA sembari mempertahankan leverage keuangan di level konservatif.
"Peringkat juga dapat kami naikkan, jika terbukti mendapatkan dukungan yang kuat dari Inalum, seperti suntikan.modal,pinjaman pemegang saham dan/atau sinergi bisnis," ujar Tim Riset Pefindo.
(Budi)

Sumber : admin