Perkiraan Laba dan Target Harga Saham PTBA Dipangkas, Rating Tetap Buy
Monday, March 11, 2019       20:01 WIB

Ipotnews - PT Bukit Asam Tbk () membukukan laba bersih di bawah perkiraan pada kuartal IV 2018. Alhasil, meski saham perseroan tetap direkomendasi beli, namun target harga diturunkan menjadi Rp4.600 dari sebelumnya Rp5.100 per saham.
membukukan laba bersih di bawah perkiraan pada kuartal IV 2018 (4Q18), yakni 19% (qoq) dan 41% (yoy) menjadi Rp1,09 triliun, sehingga total laba bersih 2018 (FY18) senilai Rp5,02 triliun, naik 12% (yoy) namun di bawah perkiraan konsensus (93%) dan perkiraan Indo Premier Sekuritas (83%), karena lebih rendahnya marjin laba kotor. Laba operasi anjlok 33% (qoq) dan 49% (yoy) menjadi Rp1,1 triliun pada 4Q18, sehingga laba operasi FY18 menjadi Rp5,9 triliun, naik 6,5% (yoy) namun di bawah perkiraan konsensus (88%) dan perkiraan Indo Premier (80%). Hal ini disebabkan terutama biaya produksi yang lebih tinggi dari perkiraan, yakni Rp13 triliun (+18% yoy) pada FY18, lebih tinggi dari perkiraan Indo Premier Sekuritas Rp12,1 triliun. Adapun pendapatan anjlok 6,9% (qoq) dan 18% (yoy) menjadi Rp5,13 triliun pada 4Q18, sehingga top line FY18 menjadi Rp21,2 triliun, naik 8,7% (yoy) namun di bawah perkiraan konsensus (95%) dan perkiraan Indo Premier Sekuritas (98%).
Terkait hal itu, Indo Premier Sekuritas merevisi turun perkiraan laba bersih untuk 2019 dan 2020 (FY19F-20F) masing-masing menjadi 9% dan 12%, seiring penyesuaian perkiraan biaya produksi dan pendapatan yang lebih rendah dari transfer kuota kewajiban pemasaran batubara dalam negeri (DMO). "Kami mencatat bawah untuk biaya produksi, mencatat pengeluaran lebih tinggi untuk layanan pihak ketiga Rp680 miliar pada FY18, berbanding Rp187 miliar pada FY17. Dengan estimasi terbaru kami, kami memperkirakan laba bersih akan flat pada FY19F (+0,8%) sebelum naik 16% pada FY20F. Kami menerapkan acuan flat asumsi harga batubara senilai USD85 per ton pada FY19F-20F," papar Tim Analis Indo Premier, Senin (11/3).
diperkirakan akan membagikan dividen tinggi dalam 1-2 bulan ke depan. Awalnya, berencana melangsungkan RUPST pada 1 April 2019. Namun, Tim Analis mengestimasi pertemuan itu akan berlangsung akhir April atau awal Mei. "Dengan neraca keuangan yang kuat Rp6,3 triliun, kami memperkirakan rasio pembayaran dividen antara 75% hingga 100%, translasi imbal hasil dividen atraktif 8,2%-10,9%. Catat, membagikan dividen per saham Rp318 dengan rasio pembayaran 75% pada 2018," tandas Tim Analis.
Selanjutnya, Tim Analis menyatakan, meski menurunkan perkiraan laba bersih, namun rekomendasi terhadap saham tetap Buy dengan potensi kenaikan 16% terhadap target harga baru (DCF-based, WACC : 14.3%, TG: 2%) Rp4.600 dari sebelumnya Rp5.100, yang berdasar pada P/E FY19F-20F masing-masing 10.5x and 9.0x. " merupakan pilihan baik untuk jangka pendek dengan potensi imbal hasil dividen yang tinggi 8.2% - 10.9%, yang kami yakini akan didistribusikan dalam 1-2 bulan ke depan," tandas Tim Analis.

Year To 31 Dec

2017A

2018A

2019F

2020F

2021F

Revenue (RpBn)

19,471

21,167

23,113

25,751

29,126

EBITDA (RpBn)

6,575

6,997

7,019

8,074

8,984

EBITDA Growth (%)

122.2

6.4

0.3

15.0

11.3

Net Profit (RpBn)

4,476

5,024

5,063

5,857

6,450

EPS (Rp)

425

436

440

508

560

EPS Growth (%)

123.1

2.7

0.8

15.7

10.1

Net Gearing (%)

(23.3)

(36.8)

(19.6)

(22.2)

(21.8)

PER (x)

9.4

9.1

9.1

7.8

7.1

PBV (x)

3.0

2.8

2.6

2.4

2.2

Dividend Yield (%)

1.4

7.3

8.2

8.8

11.5

EV/EBITDA (x)

5.9

5.7

6.0

5.1

4.6

 Source: , IndoPremier 

 Share Price Closing as of :   11-March-2019 


Sumber : admin