Ipotnews - Dolar AS menguat terhadap mata uang utama, Kamis, karena berita ekonomi yang positif kontras dengan komentar dari Bank Sentral Eropa bahwa pelemahan zona euro masih membutuhkan dukungan dari laju pembelian obligasi saat ini.
Pergerakan itu diperkuat pada sesi petang ketika tersiar kabar bahwa Presiden Joe Biden akan mengusulkan kenaikan pajak hampir dua kali lipat atas  capital gain  bagi orang-orang yang berpenghasilan lebih dari USD1 juta, demikian laporan  Reuters  dan  Xinhua,  di New York, Kamis (22/4) atau Jumat (23/4) pagi WIB.
Indeks Dolar (Indeks DXY), ukuran  greenback  terhadap sekeranjang enam mata uang utama naik 0,2% menjadi 91,303 pada sesi petang di New York setelah pasar mencermati pernyataan ECB dan berita klaim pengangguran Amerika Serikat jatuh ke level terendah 13 bulan, menyiapkan panggung untuk pertumbuhan lapangan kerja pada periode April.
Euro naik sekitar 0,1% terhadap dolar sebelum peristiwa tersebut, tetapi kemudian turun 0,2% pada hari itu menjadi USD1,201.
Presiden ECB Christine Lagarde mengatakan penyusun kebijakan belum membahas penghentian program pembelian obligasi "karena itu masih prematur." Dia mengatakan ekonomi masih "tertutupi oleh ketidakpastian" meskipun ada tanda-tanda perbaikan dan kemajuan dengan vaksinasi.
Imbal hasil obligasi zona euro langsung merosot setelah Lagarde berbicara.
"Sampai kita melihat angka COVID yang lebih baik dari Eropa, potensi kenaikan euro akan dibatasi," kata Ronald Simpson, Managing Director Action Economics di Safety Harbor, Florida.
Simpson menambahkan jika proposal pajak Biden diteruskan, hal itu dapat membebani  greenback  bila mendorong investor saham dengan keuntungan besar untuk melakukan aksi jual sebelum diberlakukan.
"Hal itu mungkin terus menekan pasar saham, selama sisa tahun ini, yang tidak akan menjadi pertanda baik bagi dolar jika kita mulai melihat arus keluar dari ekuitas Amerika," ujar Simpson.
Dampak langsungnya "tidak terlalu serius," papar Erik Bregar, analis Exchange Bank of Canada.
Pasar mata uang awalnya bimbang atas apa yang diungkapkan Lagarde tentang waktu kenaikan suku bunga.
Alex Merk, Chief Investment Merk Investments di Palo Alto, California, mengatakan pasar mendengar bahwa ECB ingin mempercepat pergerakan suku bunga dengan Federal Reserve tetapi juga bahwa kedua ekonomi memiliki lintasan inflasi yang berbeda.
Pada akhirnya, Merk berkata, "tidak ada substansi yang besar di sana."
Pergerakan bolak-balik mata uang pada Kamis pagi adalah contoh lain bagaimana pasar disibukkan dengan memilah seberapa cepat ekonomi yang berbeda akan pulih dari pandemi dan bagaimana tingkat suku bunga mereka akan berfluktuasi.
Rabu, dolar Kanada naik tajam setelah Bank of Canada mengisyaratkan kenaikan suku bunga tahun depan dan mengatakan akan mengurangi pembelian aset. Pengumuman tersebut menandai bank sentral pertama di antara negara-negara Group of Seven yang bergerak menuju penarikan stimulus.
Sekarang pasar melihat ke pertemuan The Fed pekan depan dan kemungkinan komentar tentang bagaimana pandangannya terhadap perubahan kebijakan moneternya yang sangat longgar di masa mendatang.
Imbal hasil sedikit berubah hari itu di posisi 1,55% meski naik sekitar empat basis poin pada satu titik.
Sentimen terhadap dolar melemah pada bulan ini setelah lonjakan imbal hasil US Treasury pada periode Maret berbalik arah. Tetapi beberapa analis mengatakan prospek jangka panjang tetap positif karena ekonomi Amerika yang kuat dan lebih banyak vaksinasi virus korona.
Merk mengatakan, "Pada akhirnya yang penting adalah kemajuan dengan pandemi" dan apa artinya bagi pemulihan global, inflasi serta suku bunga.
Pada akhir perdagangan di New York, poundsterling turun menjadi USD1,3836 dari USD1,3927 di sesi sebelumnya. Dolar Australia melemah ke posisi USD0,7706 dari USD0,7751.
Dolar AS dibeli 108,09 yen, lebih rendah dari 108,10 yen Jepang pada sesi sebelumnya. Sementara,  greenback  menguat jadi 0,9182 franc Swiss dari 0,9172 franc Swiss, dan meningkat ke level 1,2498 dolar Kanada dari 1,2496 dolar Kanada. (ef)

Sumber : Admin