Potensi Resesi Kembali Bayangi Pasar, Minyak Merosot Lebih dari 1%
Friday, September 23, 2022       14:58 WIB

Ipotnews - Harga minyak merosot, Jumat, di tengah ketakutan resesi dan penguatan dolar AS, meski kerugian dibatasi oleh kekhawatiran pasokan setelah kampanye mobilisasi terbaru Moskow dalam perangnya dengan Ukraina serta kebuntuan dalam perundingan untuk mengaktifkan kembali kesepakatan nuklir Iran.
Minyak mentah berjangka Brent, patokan internasional, anjlok USD1,14 atau 1,26% menjadi USD89,32 per barel pada pukul 14.32 WIB, demikian laporan  Reuters,  di Singapura, Jumat (23/9).
Sementara itu, patokan Amerika Serikat, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI), melorot USD1,12 atau 1,34%, menjadi USD82,37 per barel.
"Setelah percepatan kenaikan suku bunga oleh bank sentral utama, risiko resesi ekonomi global meredupkan masalah pasokan di pasar minyak, meski eskalasi baru-baru ini dalam perang Rusia-Ukraina," kata analis CMC Markets, Tina Teng.
"Namun, penurunan tajam dalam SPR Amerika dan penarikan persediaan mungkin masih membuat harga minyak didukung di beberapa titik karena masih ada masalah kekurangan pasokan yang tak terhindarkan di pasar fisik, sementara kesepakatan nuklir Iran menemui jalan buntu," papar Teng, merujuk pada minyak mentah di Strategic Petroleum Reserve AS yang turun pekan lalu ke level terendah sejak 1984.
Menyusul kenaikan 75 basis poin oleh Federal Reserve, Rabu, untuk ketiga kalinya, bank sentral di seluruh dunia juga mengikuti langkah itu dengan menaikkan suku bunga, meningkatkan risiko perlambatan ekonomi.
"Harga minyak mentah tetap  volatile  karena trader energi bergulat dengan prospek permintaan yang memburuk yang masih rentan terhadap kekurangan pasokan," kata Edward Moya, analis OANDA.
"Risiko pasokan dan kondisi pasar yang ketat akan memberi minyak beberapa support di atas level USD80, tetapi kejatuhan yang lebih cepat ke dalam resesi global akan membuat harga tetap berat."
Seorang pejabat senior Departemen Luar Negeri Amerika mengatakan upaya untuk menghidupkan kembali kesepakatan nuklir Iran 2015 terhenti karena desakan Teheran pada penutupan penyelidikan pengawas nuklir AS, mengurangi harapan aliran minyak mentah Iran ke pasar global. (ef)

Sumber : Admin