Produsen AS Pangkas Produksi Jelang Badai, Minyak Terus Menguat
Friday, July 12, 2019       13:58 WIB

Ipotnews - Harga minyak melayang mendekati level tertinggi enam pekan, Jumat siang, karena produsen minyak di Teluk Meksiko memangkas lebih dari setengah  output  mereka dalam menghadapi badai tropis dan ketika ketegangan terus memanas di Timur Tengah.
Minyak mentah berjangka Brent naik 57 sen, atau 0,9 persen, menjadi USD67,09 per barel pada pukul 13.426 WIB, demikian laporan  Reuters , di Seoul, Jumat (12/7). Patokan internasional itu ditutup turun 0,7 persen pada sesi Kamis setelah menembus tingkat tertinggi sejak 30 Mei di posisi USD67,65 per barel.
Sementara itu, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) meningkat 46 sen, atau 0,8 persen, menjadi USD60,66 per barel. Patokan Amerika Serikat itu menandai level tertinggi sejak 23 Mei di sesi sebelumnya, yakni USD60,94 per barel.
Kamis, perusahaan minyak di Teluk Meksiko memangkas  output  lebih dari satu juta barel per hari (bph), atau 53 persen dari produksi di kawasan itu, karena Badai Tropis Barry bisa mendarat Sabtu di pantai Louisiana.
Angin kencang itu diperkirakan menjadi badai kategori satu dengan kecepatan angin setidaknya 74 mil per jam (119 km per jam).
"Minyak mentah Brent...memperpanjang kenaikan saat badai di Teluk Meksiko menghentikan produksi minyak dan persediaan minyak AS terus surut lebih dari perkiraan," kata ANZ Bank dalam sebuah catatan.
Persediaan minyak mentah AS turun selama empat pekan berturut-turut. Stok minyak mentah menyusut 9,5 juta barel dalam pekan hingga 5 Juli, menurut Badan Informasi Energi (EIA), penurunan lebih dari tiga kali lipat dari penarikan 3,1 juta barel yang diperkirakan oleh para analis.
Kim Kwang-rae, analis Samsung Futures di Seoul, mengatakan penurunan tajam dalam stok minyak mentah AS dan risiko geopolitik diperkirakan menjaga Brent dan WTI pada level saat ini.
"Karena risiko geopolitik yang melibatkan Iran kemungkinan akan bertahan, itu bakal mendukung WTI untuk tetap di atas level USD60 per barel, sementara Brent diperkirakan tetap di atas USD65 per barel tetapi di bawah USD70 untuk saat ini," kata Kim.
Tuduhan upaya Iran untuk memblokir kapal tanker milik Inggris meningkatkan ketegangan di Timur Tengah setelah serangan terhadap tanker dan jatuhnya pesawat tak berawak AS oleh Teheran, Juni.
"Kendati konflik militer skala penuh tetap menjadi skenario yang paling tidak mungkin, kenaikan kuat untuk biaya asuransi akan membuat transportasi minyak mentah melesat dan bakal ada rute baru yang dieksplorasi, menunda kedatangan minyak mentah," kata Edward Moya, analis OANDA di New York.
Tetapi prospek permintaan minyak 2020 yang lebih rendah dari Organisasi Negara Eksportir Minyak menjaga kenaikan harga. OPEC mengatakan dunia akan membutuhkan 29,27 juta barel per hari minyak mentah dari 14 anggotanya pada 2020, turun 1,34 juta barel per hari tahun ini. (ef)

Sumber : Admin

berita terbaru
Thursday, Mar 28, 2024 - 19:51 WIB
Financial Statements Full Year 2023 of TBIG
Thursday, Mar 28, 2024 - 19:45 WIB
Financial Statements Full Year 2023 of APIC
Thursday, Mar 28, 2024 - 19:42 WIB
Financial Statements Full Year 2023 of ABDA
Thursday, Mar 28, 2024 - 19:38 WIB
Financial Statements Full Year 2023 of HOKI
Thursday, Mar 28, 2024 - 19:35 WIB
Financial Statements Full Year 2023 of BMSR
Thursday, Mar 28, 2024 - 19:31 WIB
Financial Statements Full Year 2023 of BBSS
Thursday, Mar 28, 2024 - 19:28 WIB
Financial Statements Full Year 2023 of BBLD
Thursday, Mar 28, 2024 - 19:24 WIB
Financial Statements Full Year 2023 of ASSA