Prospek Laba BBCA Menguat Seiring Kenaikan Suku Bunga
Monday, October 29, 2018       11:17 WIB

Ipotnews - Laba PT Bank Central Asia Tbk () diperkirakan naik 3 persen pada 2018/2019 ditopang oleh pencapaian marjin bunga bersih yang lebih baik. Tim Riset PT Indo Premier Sekuritas menaikkan target price (TP) menjadi Rp21.200 dari TP sebelumnya Rp20.500/saham.
tumbuh secara stabil, kualitas labanya kuat serta prospek pertumbuhan labanya lebih kuat dalam 2 tahun ke depan dengan ditunjang kenaikan suku bunga. "Kami tegaskan kembali rekomendasi Hold saham karena faktor valuasi saham yang premium dibandingkan dengan bank-bank sejenis di Indonesia," ujar Kepala Riset Indo Premier Sekurtas, Stephan Hasjim.
Kinerja Laba
Dalam 9 bulan tahun 2018 (9M18), laba yang dibukukan naik 9,9 persen (YoY) sebesar Rp18,8 triliun. Sedangkan secara kuartalan (QoQ) naik 20 persen di periode 3Q18 didorong oleh marjin bunga yang lebih baik.
Ke depan diperkirakan prospek pertumbuhan laba lebih kuat dalam 2 tahun ke depan mengingat tren pembalikan suku bunga dengan ditopang oleh kebijakan kenaikan suku bunga BI sebesar 125bps pada tahun ini. Kebijakan ini biasanya berdampak positif terhadap marjin bunga .
Marjin Bunga
Marjin bunga bersih (NIM) sebesar 6,5 persen pada 9M18, hanya 8bps lebih rendah dibandingkan dengan tahun lalu, merefleksikan dampak dari penurunan bunga yang mana telah dikurangi oleh kredit yang lebih kuat versus pertumbuhan deposito (17,3 persen vs 6,9 persen).
Tetapi dengan suku bunga mulai naik tahun ini karena defisit trasaksi berjalan yang memburuk dan pelemahan nilai tukar rupiah, mengantarkan NIM menguat 6,62 persen pada 3Q atau naik 17bps (QoQ).
Tren tersebut diperkirakan akan bertahan dalam 2 tahun ke depan mengingat perseroan mencapai 78 persen. Sementara pertumbuhan kredit yang kuat ditopang oleh kredit korporat mencapai 23 persen dan kredit usaha kecil dan menengah yang naik 17 persen. Sedangkan kredit konsumer tumbuh hanya 9 persen akibat melambatnya kredit pemilikan rumah (KPR).
Kualitas Aset
Rasio NPL stabil di level 1,4 persen dan cakupan provisi mencapai 187 persen. Indikator tersebut mengisyaratkan kualitas aset sangat kuat. Dalam setahun terakhir, rasio NPL kredit korporat membaik 1,0 persen dari sebelumnya 1,2 persen.
NPL kredit UKM turun jadi 2,0 persen dari sebelumnya 2,3 persen sementara NPL kredit konsumer memburuk menjadi 1,3 persen dari sebelumnya 1,1 persen.
Bunga kredit naik sebesar 7bps pada 3Q dibandingkan dengan periode 2Q sebesar 51bps tetapi. Namun dengan bunga kredit hanya sebesar 46bps pada 9M18, suku bunga kredit masih lebih rendah dibandingkan dengan tahun lalu mencapai 56bps. Diperkirakan bunga kredit tetap di level tersebut dalam 2 tahun ke depan.
(Riset Indo Premier Sekuritas)

Year To 31 Dec

2016A

2017A

2018F

2019F

2020F

Operating income (RpBn)

53,643

56,950

62,586

69,915

78,379

PPOP (RpBn)

30,264

31,760

34,877

39,434

45,136

Net profit (RpBn)

20,470

23,278

25,579

29,149

33,149

Net profit growth (%)

13.7

13.7

9.9

14.0

13.7

FD EPS (Rp)

830

944

1,037

1,182

1,345

P/E (x)

27.6

24.3

22.1

19.4

17.0

P/B (x)

5.0

4.3

3.7

3.3

2.8

Dividend yield (%)

0.7

1.1

1.1

1.3

1.5

ROAA (%)

3.2

3.2

3.2

3.2

3.3

ROAE (%)

19.8

19.1

18.3

18.0

17.8

 source: , Indo Premier ; Share Price Closing as of 25 October 2018 


Sumber : admin

berita terbaru