Prospek Laba WIKA Moncer, Analis Tegaskan Rating Buy
Thursday, March 21, 2019       14:48 WIB

Ipotnews - Laba bersih yang diraih PT Wijaya Karya Tbk () pada tahun buku 2018 (FY18) naik 44 persen (YoY) menjadi Rp1,73 triliun. Penguatan laba tersebut dibarengi lonjakan marjin di semua lini.
Marjin bersih naik 100bps menjadi 5,6 persen ditopang pertumbuhan  top line  sebesar 19 persen dan pendapatan lain Rp1,1 triliun. Sedangkan pada FY17 pendapatan lain hanya Rp416 miliar.
Pendapatan lain berasal dari pendapatan bunga kredit dari PBSI (Proyek HSR/kereta api cepat) sebesar Rp310 miliar, bunga dari PMN Rp313 miliar dan gain yang perbedaan nilai wajar dari pembelian Sudirman Suited dan Ciledug yang semua di bawah Rp384 miliar.
Secara triwulanan, membukukan laba Rp870 miliar di periode 4Q18 atau naik 68 persen (YoY) dan naik 153 persen (QoQ) dibarengi marjin bersih yang kuat sebesar 8,6 persen (pada 3Q18: 4,3 persen dan pada 4Q17: 5,0 persen).
Capex 2019
Target capex sebesar Rp18 triliun tahun ini. Mayoritas (43 persen) akan dipakai untuk pembangunan kawasan industri dan sektor energi. Lalu 35 persen untuk sektor bangunan dan properti serta sisanya sebesar 22 persen untuk infrastruktur.
Anggaran capex akan berasal dari berbagai sumber:
-kas internal,
-divestasi proyek yang kas flownya rendah (konsesi tol Surabaya-Mojokerto),
-dana IPO anak usaha ( Realty pada Juni/Juli 2019) dan Industri Konstruksi (4Q19-1Q20)
-utang bank
Neraca Keuangan
Tim Analis Indo Premier Sekuritas, memperkirakan akan mempertahankan rasio utang (DER) di level 0,7 kali hingga 0,8 kali pada FY19F-21F mengingat perbaikan leverage melalui divestasi jalan tol serta secara selektif memilih proyek dengan zero esksposur ke arah proyek turnkey.
Sebagai bukti pada FY18, membukukan neraca keuangan yang solid engan posisi kas bersih Rp645 miliar dan DER stabil sebesar 0,8 kali (DER dari 2014-2017 di kisaran 0,6 kali-0,8 kali) seiring arus kas operasional positif sebesar Rp2,7 triliun (FY17; Rp1,9 triliun).
Valuasi
Indo Premier mempertahankan rekomendasi Buy saham pada proyeksi periode FY19F/FY20F seiring hasil kinerja FY18 yang kuat, terutama ditopang oleh keuntungan selisih fair value investasi di properti senilai Rp384 miliar.
Namun pendapatan bunga kredit dari PBSI dan PMN ke depan kemungkinan menjadi pendapatan berulang, setidaknya sampai proyek kereta api cepat (HSR) selesai pada tahun 2021.
Kata Tim Analis tersebut. masih tetap jadi saham pilihan di sektor konstruksi mengingat prospek labanya yang cerah. Prospek itu ditopang oleh rasio order book terhadap pendapatan yang mencapai level tertinggi 4,2 kali (di atas rat-rata industri 3,3 kali) serta necara keuangan dan arus kas yang sehat.
Maka dari itu rekomendasi Buy dipertahankan lagi dengan  target price  (TP) Rp2,300 per saham mencerminkan target P/E pada FY19F sebesar 10,6 kali.
(Riset Indo Premier Sekuritas)

Year To 31 Dec

2017A

2018A

2019F

2020F

2021F

Revenue (RpBn)

26,176

31,158

37,511

41,890

46,287

EBITDA (RpBn)

2,746

3,111

4,114

4,633

5,293

EBITDA Growth (%)

40.9

13.3

32.3

12.6

14.3

Net Profit (RpBn)

1,202

1,730

1,941

2,323

2,715

EPS (Rp)

134

193

216

259

303

EPS Growth (%)

13.5

43.9

12.2

19.7

16.9

Net Gearing (%)

(15.2)

(2.3)

5.5

14.8

12.6

PER (x)

14.9

10.3

9.2

7.7

6.6

PBV (x)

1.2

1.1

1.0

0.8

0.7

Dividend Yield (%)

1.9

1.3

1.9

2.2

2.6

EV/EBITDA (x)

4.7

4.8

4.0

3.9

3.4

 source: , Indo Premier ; share price closing as of 20 March 2019 

Sumber : admin