Prospek SMGR Usai Akuisisi SMCB Saat Industri Semen Pulih Dari "Sakit"
Friday, November 16, 2018       17:39 WIB

Ipotnews - Penjualan seluruh saham milik Lafarge Holcim di senilai USD1,75 miliar diterjemahkan setara terhadap EV/ton USD117 yang menyiratkan premium 9% terhadap EV/ton senilai USD107.
Valuasi akuisisi tersebut diskon 16 persen terhadap EV/ton senilai USD140 dan diskon 36 persen terhadap EV/ton senilai USD182. Analis Indo Premier Sekuritas Willy Goutama menilai risiko aksi korporasi ini adalah persetujuan dari Komisi Pengawas Persaingan Usaha ( KPPU ). Indo Premier mempertahankan rekomendasi Buy walaupun dengan target price (TP) naik menjadi Rp1.500 per saham akibat faktor dasar valuasi bergulir sampai tahun 2019.
akan dapat meningkatkan pangsa pasar menjadi 54 persen dari sebelumnya 39 persen pasca akuisisi. Kalkulasi EV/ton membuktikan akuisisi merupakan kesepakatan yang positif.
Pangsa Pasar
Akuisisi 80,6 persen saham Lafarge Holcim di oleh mengokohkan posisi sebagai market leader industri semen di Indonesia. Dalam hal ini tidak terdapat pergeseran preferensi konsumen baik pada produk maupun .
Kombinasi perusahaan akan meneguhkan pangsa pasar di atas 40 persen di kawasan penting pasar domestik, Jawa dan Sumatera. Pangsa pasar di Jawa 27 persen dan 17 persen. Sedangkan market share di Sumatera 29 persen serta 20 persen. Hal tersebut merepresentasikan 78 persen market semen secara keseluruhan di Indonesia.
juga akan menantang dengan kombinasi pangsa pasar di Jawa Barat dan Jawa Tengah akan naik masing-masing menjadi 32 persen dan 60 persen. Dua wilayah utama pasar yang juga sudah menarik perhatian pemain baru (produsen semen berbasis dari China).
Kontrol Harga
Dominasi di pasar domestik (pangsa pasar di atas 50%) pasca akuisisi membawa 2 katalis positif. Pertama, mendorong kekuatan harga .Perseroan sendiri telah mampu memimpin penyesuaian kenaikan pada harga jual rata-ratanya (ASP). pada 3Q18 naik 50 persen (QoQ) dan 100 persen (YoY). Hal inilah yang menjelaskan kinerja penjualannya yang positif pada 3Q18 (+22% QoQ dan 4% YoY), meskipun juga ditambah pemulihan volume yang kuat (+40% QoQ dan 5% YoY).
Sementara itu juga memamerkan gejolak yang lebih kecil dan tren ASP triwulanan dalam 10 triwulan terakhir karena melayani klaster market yang lebih besar (Jawa Barat, Jawa Timur dan Sumatera Utara).
Singkatnya adalah positif kemampuan pasca akuisisi untuk melembagakan penyesuaian harga pada daerah penting, Jawa dan Sumatera. Kelebihan pasokan memudahkan mengontrol 43 persen dari kapasitas produksi nasional yang bergerak sangat mempengaruhi pertumbuhan pasokan secara keseluruhan.
Efisiensi Jangka Panjang
Hasil kinerja operasional yang dicapai secara holistik bagi biaya tunai adalah Rp832 per ton yang lebih tinggi 5%/51%/76% dibandingkan biaya tunai masing-masing pada , dan Baturaja.
"Diyakini akuisisi ini memungkinkan secara bertahap menurunkan biaya tunai sebagai hasil peningkatan skala ekonomi," ujar Willy seperti dikutip dari risetnya, Jumat. Hal ini karena utilisasi yang lebih baik dan rasio clinker/cement menjadi antara 70-75 persen serta penurunan biaya logistik karena dan dapat secara efisien saling melengkapi jaringan mereka dalam jangka panjang.
Utang sebesar Rp19,2 triliun untuk biaya akuisisi ini akan menambah beban bunga RP570 miliar (18% dari EBIT pada 9M18) dengan menerapkan biaya financing 2,8 persen dan akan memangkas laba bersih di 9M18 sebesar 20 persen menjadi Rp1,6 triliun (proforma). Diperkirakan, rasio utang terhadap ekuitas perseroan akan menjadi 1,1 kali dibanding di periode 9M18 sebesar 0,6 kali.
(Riset Indo Premier Sekuritas)

Year To 31 Dec

2016A

2017A

2018F

2019F

2020F

Revenue (RpBn)

26,134

27,814

26,027

28,430

30,938

EBITDA (RpBn)

6,611

5,035

5,414

5,698

5,928

EBITDA Growth (%)

(9.0)

(23.8)

7.5

5.2

4.0

Net Profit (RpBn)

4,522

2,014

2,563

2,802

3,013

EPS (Rp)

762

340

432

472

508

EPS Growth (%)

0.0

(55.5)

27.2

9.4

7.5

Net Gearing (%)

11.1

11.0

(7.7)

(14.7)

(21.6)

PER (x)

13.8

30.9

24.3

22.2

20.7

PBV (x)

2.0

2.0

2.0

1.9

1.8

Dividend Yield (%)

3.6

3.6

1.6

2.1

2.2

EV/EBITDA (x)

8.9

11.7

10.7

10.1

9.3

 source: , Indo Premier Sekuritas ; Share Price Closing as of 15 November 2018 


Sumber : admin