RUPST Setuju KLBF Alokasikan Rp1.22 triliun Untuk Dividen
Wednesday, May 22, 2019       15:38 WIB

Ipotnews - Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) PT Kalbe Farma Tbk () menyetujui pembagian dividen tunai mencapai Rp1,22 triliun atau mencapai 50 persen dari laba bersih 2018.
" RUPS Tahunan hari ini sudah menyetujui penggunaan laba bersih 2018. Kami akan membagikan dividen senilai Rp26 per saham atau sebesar Rp1,22 triliun," kata Bernadus Karmin Winata di Jakarta, Rabu (22/5).
Dia mengungkapkan, pada tahun ini Perseroan menargetkan pertumbuhan penjualan sebesar 6-8 persen (year-on-year), sedangkan di sepanjang Kuartal I-2019 mampu mencatatkan pertumbuhan penjualan sebesar 7 persen.
"Kami menargetkan net margin sebelum pajak di sepanjang 2019 bisa bertumbuh sekitar 14,5-15,5 persen. Untuk mendukung target-target ini kami mengalokasikan (capex) belanja modal sekitar 1,2 triliun-Rp1,5 triliun," kata Karmin di Jakarta, Rabu (22/5).
Di tempat yang sama, Presiden Direktur , Vidjongtius mengatakan, tahun ini Perseroan akan meningkatkan kontribusi penjualan ke Badan Penyelenggara Jaminan Sosial ( BPJS ) Kesehatan. "Rencana ini didukung oleh kebijakan pemerintah yang terus meningkatkan coverage peserta BPSJ ," imbuh Karim.
Lebih lanjut Vidjongtius mengaku, sejauh ini ketersediaan produk akan masuk ke BPJS Kesehatan pada Semester II-2019. "Di sini kami berkompetisi dengan pemain lokal. Kami akan memilih produk yang sesuai dengan produk yang ada di kami," ucapnya.
Dia mengungkapkan, fokus juga ada pada peningkatan produksi produk bioteknologi melalui research n development (R&D). "Kami akan berkolaborasi dengan China dan Korea Selatan. Pabriknya sudah siap dan diharapkan tahun ini sudah commercial production dengan bahan baku lokal," tutur Vidjongtius.
Vidjongtius menyebutkan, pengembangan produk bioteknologi merupakan keunggulan Perseroan. "Tidak semua pemain di Indonesia yang bermain di produk bioteknologi," katanya sembari menyebutkan bahwa saat ini ada 160 perusahaan domestik dan sebanyak 30-40 perusahaan Penanaman Modal Asing (PMA).
"Pada tahun ini kami menempatkan Rp250 miliar-Rp300 miliar untuk research and development. Kami juga akan terus masuk ke herbal, terutama jahe merah. Kami menargetkan bisa memproduksi insulin paling lambat tahun 2021, sehingga kita tidak impor lagi," paparnya.(Budi)

Sumber : admin