Raksasa Teknologi Perkasa Jelang Rilis Laporan Keuangan, Nasdaq Cetak Rekor Lagi
Friday, January 22, 2021       05:15 WIB

Ipotnews - Nasdaq Composite Index kembali mencatat rekor, Kamis, karena investor berspekulasi pada laporan keuangan yang kuat dari raksasa teknologi pekan depan.
Indeks teknologi itu ditutup menguat 0,55% atau 73,67 poin menjadi 13.530,91, level tertinggi yang baru, setelah saham Apple melambung 3,7%, demikian laporan   CNBC ,  di New York, Kamis (21/1) atau Jumat (22/1) pagi WIB.
Sementara, Dow Jones Industrial Average merosot 12,37 poin atau 0,04% menjadi 31.176,01, setelah menyentuh rekor  intraday  di awal sesi, sedangkan indeks berbasis luas S&P 500 naik 0,03% atau 1,22 poin menjadi 3.853,07, level tertinggi baru lainnya.
Saham Apple melambung setelah analis Morgan Stanley, Katy Huberty, memperkirakan rekor laporan keuangan kuartal Desember bagi raksasa teknologi itu.
Optimisme meningkat bahwa perusahaan teknologi akan membuat Wall Street sumringah ketika mereka merilis kinerjanya pekan depan. Apple dan Facebook masing-masing melesat 7,7% dan 8,6% minggu ini menjelang rilis laporan keuangan mereka, sementara Microsoft naik 5,8%.
Ekuitas ditutup pada rekor tertinggi di sesi sebelumnya saat Presiden Joe Biden dilantik, mengantarkan harapan bahwa peluncuran vaksin yang lebih baik akan memastikan pembukaan kembali yang lebih lancar dan lebih cepat. Beberapa kalangan di Wall Street optimistis rencana Biden untuk memerangi pandemi akan memberikan dorongan lebih lanjut pada pasar saham sepanjang tahun ini.
Biden merilis detail rencana Covid-nya pada hari penuh pertamanya di Gedung Putih, termasuk 10 perintah eksekutif  (executive order)  dan niatnya untuk menggunakan Defense Production Act guna meningkatkan produksi peralatan pelindung. Biden akan berupaya untuk mempercepat peluncuran vaksin dengan menyediakan lebih banyak pendanaan lokal dan negara bagian, membuat lebih banyak situs vaksinasi dan meluncurkan kampanye pendidikan nasional.
"Kita melihat kecepatan vaksinasi sebagai pendorong utama ekuitas melalui tahun 2021, serupa dengan bagaimana pergeseran dalam mobilitas dan kasus Covid mendorong ekuitas pada 2020," kata Keith Parker, Kepala Strategi Ekuitas UBS. "Menghilangkan  bottleneck  bagi pemberian dosis akan memberikan keuntungan dalam waktu dekat."
Namun, kenaikan besar itu juga mengangkat valuasi ke level yang tinggi secara historis, membuat investor berhati-hati tentang potensi kemunduran ke depan. S&P 500 melonjak 2,6% sejauh tahun ini, dan Nasdaq yang melambung hampir 5% selama periode yang sama.
Maskapai utama Amerika Serikat, United, anjlok 5,7% setelah membukukan kerugian kuartalan keempat berturut-turut. Perusahaan penerbangan itu memperingatkan bahwa penjualan akan terus menurun pada awal 2021 karena pandemi berlarut-larut.
Pergerakan Kamis terjadi setelah data yang lebih baik dari perkiraan pada klaim pengangguran. Klaim pertama kali untuk tunjangan pengangguran tercatat 900.000 untuk pekan yang berakhir 16 Januari, lebih rendah dari ekspektasi 925.000 menurut ekonom yang disurvei oleh  Dow Jones. 
Biden dilantik sebagai presiden Amerika ke-46, Rabu, menggantikan Donald Trump. Investor mencermati apakah Biden bisa mendapatkan dukungan untuk meloloskan RUU bantuan virus korona senilai USD1,9 triliun yang diusulkannya. Ketua DPR Nancy Pelosi, Kamis, mengatakan parlemen siap untuk mengesahkan RUU tersebut pada pekan pertama Februari. (ef)

Sumber : Admin