Resesi Hantui Pasar, Tembaga Tersungkur ke Posisi Terendah 17 Bulan
Friday, July 01, 2022       15:21 WIB

Ipotnews - Harga tembaga tergelincir ke level terendah 17-bulan, Jumat, dan di jalur untuk membukukan penurunan mingguan keempat beruntun, karena suku bunga yang meningkat cepat dan data ekonomi yang lemah memicu kekhawatiran resesi global, yang akan mengurangi permintaan logam.
Logam industri lainnya juga berguguran, dengan seng anjlok lebih dari 6% sejauh pekan ini, dan aluminium menuju penurunan mingguan keenam berturut-turut, melorot 2,4%.
Harga tembaga untuk kontrak pengiriman tiga bulan di London Metal Exchange anjlok 2,7% menjadi USD8.034 per ton, pada pukul 14.19 WIB, setelah tersungkur ke level terendah sejak awal Februari 2021 di USD8.021,50 pada sesi tersebut, demikian laporan  Reuters,  di Bengaluru, Jumat (1/7).
Logam merah itu mencatat kuartal terburuknya sejak 2011 pada kuartal kedua 2022, menyusut 20,4%. Tembaga melorot hampir 4,1% untuk minggu ini.
Sementara, kontrak tembaga Agustus yang paling aktif diperdagangkan di Shanghai mengakhiri perdagangan dengan penurunan 4% menjadi 61.630 yuan (USD9.190,96) per ton.
"Tembaga, penentu arah ekonomi, jatuh lebih jauh di tengah kekhawatiran perlambatan ekonomi. Bahkan peningkatan aktivitas pabrik di China tidak dapat meningkatkan  mood ," kata analis ANZ.
"Ini menunjukkan pasar memandang peningkatan tersebut tidak cukup untuk mengimbangi potensi perlambatan di negara maju."
Aktivitas manufaktur Asia tersendat pada Juni karena banyak perusahaan terkena gangguan pasokan yang disebabkan penguncian ketat Covid-19 di China, sementara risiko perlambatan ekonomi yang tajam di Eropa dan Amerika Serikat memperkuat kekhawatiran akan resesi global.
Aktivitas manufaktur China berkembang pada laju tercepat dalam 13 bulan sepanjang Juni, didukung rebound yang kuat dalam output, menurut jajak pendapat sektor swasta, Jumat.
Bank sentral menaikkan suku bunga untuk mengendalikan lonjakan inflasi, menghambat pertumbuhan ekonomi.
Saham jatuh dan dolar menguat karena investor telah beralih dari khawatir tentang inflasi menjadi takut akan resesi global.
Dolar AS yang lebih kuat membuat logam dalam denominasi  greenback  lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya.
Output tembaga di Cile, produsen terbesar di dunia, menyusut 2,7% (year-on-year) menjadi 480.275 ton pada Mei.
Logam dasar lainnya di kompleks LME, aluminium merosot 2,1% menjadi USD2.394,50 per ton, seng turun 0,7% menjadi USD3.136, dan timbal naik 0,3% menjadi USD1.912,50, nikel anjlok 4,8% menjadi USD21.600, dan timah tersungkur 3,4% menjadi USD25.550.
Aluminium Shanghai menyusut 1,6%, seng tergelincir sekitar 5%, nikel jatuh 7,3%, timbal melemah 1,3%, dan timah melorot 6,5%. (ef)

Sumber : Admin