Rockfields (ROCK) dan Grand House (HOMI) melantai besok, cermati profilnya berikut
Wednesday, September 09, 2020       15:58 WIB

JAKARTA - Setelah lima emiten mencatatkan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Senin dan Selasa pekan ini, dua emiten akan menyusul pencatatan saham pada Kamis (10/9). Dua emiten ini sama-sama bergerak di sektor properti.
Kedua emiten ini adalah PT Rockfields Properti Indonesia Tbk () dan PT Grand House Mulia Tbk (). Berikut adalah dua emiten yang akan melantai besok:
Kamis, 10 September 2020
PT Rockfields Properti Indonesia Tbk ()
Pengembang Noble House di Mega Kuningan, Jakarta dan International Exchange House di Rasuna Said, Jakarta ini menawarkan 287,04 juta saham dengan harga penawaran Rp 1.340 per saham. Dengan harga tersebut, Rockfields akan meraup dana IPO Rp 384,63 miliar.
Berdasarkan prospektus IPO, calon emiten ini akan menggunakan sekitar 74% dana IPO setelah dikurangi biaya-biaya untuk meningkatkan penyertaan saham di entitas anak, yakni PT Artha Mas Investama yang merupakan pemilik proyek International Exchange House, gedung perkantoran dengan 44 lantai dan luas 105.000 meter persegi.
Artha Mas akan menggunakan dana ini untuk membangun gedung perkantoran beserta fasilitasnya. Rencana pelaksanaan pengembangan Artha Mas akan dimulai pada akhir 2020 dan diselesaikan pada tahun 2024. Hingga saat ini, proyek tersebut telah mengantongi perizinan Keterangan Rencana Kota dari Badan Kordinasi Penataan Ruang Daerah dan Izin Prinsip Pemanfaatan Ruang.
Sedangkan sisa dana IPO akan digunakan untuk meningkatkan penyertaan saham di Graha Lestari Internusa yang merupakan pemilik Noble House. Graha Lestari akan menggunakan dana tersebut untuk pembangunan fasilitas penunjang gedung.
Setelah IPO, publik akan memiliki 20% saham Rockfields. Sedangkan pemegang saham terbesar adalah Po Sun Kok dan Luciana yang masing-masing memiliki 27%. PT Pollux Investasi Internasional Tbk () memiliki 26% saham Rockfields setelah IPO.
Tahun lalu, Rockfields mencatat pendapatan Rp 125,70 miliar, naik 12,87% secara tahunan. Sedangkan laba bersih emiten ini mencapai Rp 4,92 miliar. Pada 2018, Rockfields masih mencatat kerugian bersih Rp 3,20 miliar.
Rockfields memiliki total aset Rp 734,06 miliar. Ekuitas perusahaan properti ini mencapai Rp 397,74 miliar dan liabilitas Rp 336,32 miliar. Defisiensi modal Rockfields yang tercatat Rp 107,35 miliar pada tahun 2018 sudah berbalik setelah konversi obligasi yang dilakukan oleh Pollux Investasi pada akhir 2019.
PT Grand House Mulia Tbk ()
Grand House Mulia merupakan perusahaan yang menjalankan usaha real estat yang dimiliki sendiri. Perusahaan yang berpusat di Bogor ini menawarkan 157,5 juta saham atau sebesar 20% dari modal disetor.
Dengan harga penawaran Rp 380, Grand House Mulia akan mengantongi dana IPO Rp 59,85 miliar. Grand House akan menggunakan sekitar 95% dana IPO untuk modal kerja yaitu pembayaran kepada pemasok, gaji karyawan, upah proyek, kontraktor, aktivitas iklan, pameran dan  marketing , serta pembayaran komisi penjualan.
Perusahaan ini akan menggunakan 5% dana IPO untuk pembayaran sebagian pinjaman pokok dan nisbah bagi hasil kepada PT Bank Tabungan Negara Tbk (). Rencana pembayaran ini sebesar Rp 2,99 miliar sehingga sisal saldo setelah pembayaran sebesar Rp 45,12 miliar.
Sekadar informasi, Grand House Mulia menjalankan usaha bidang real estate yang dimiliki sendiri atau disewa. Bidang usaha ini mencakup usaha pembelian, penjualan, persewaan, dan pengoperasian real estate seperti bangunan apartemen, tempat tinggal, dan properti lain. Selain itu, Grand House Mulia bergerak di bidang penyediaan akomodasi hotel bintang tiga.
Grand House Mulia mencatat pendapatan Rp 31,70 miliar pada tahun lalu. Berdasarkan prospektus IPO, perusahaan yang didirikan pada tahun 2006 ini tidak mencatat pendapatan pada tahun 2017-2018. Laba bersih Grand House Mulia tahun lalu mencapai Rp 3,98 miliar. Sedangkan kerugian bersih di tahun 2018 mencapai Rp 6,96 miliar.
Di akhir Maret 2020, total aset Grand House Mulia mencapai Rp 151,06 miliar. Total liabilitas perusahaan ini mencapai 94,09 miliar dan ekuitas Rp 56,97 miliar.
Setelah IPO, saham publik Grand House Mulia adalah 20%. Sedangkan PT Graha Mulia Indotama memiliki 52%. Pemegang saham lain adalah Tan Ping dengan kepemilikan 12%, Suryadi 8%, Velliana Tanaya 4%, dan Willy 4%.

Sumber : KONTAN.CO.ID