Ruang Penurunan BI Rate Diprediksi Bergeser Ke Awal Tahun 2025
Friday, June 21, 2024       15:29 WIB

Ipotnews - Ruang penurunan suku bunga acuan Bank Indonesia diprediksi bergeser ke awal tahun 2025. Proyeksi ini berdasarkan ekspektasi penurunan suku bunga acuan bank sentral AS, Federal Reserve (The Fed) yang diperkirakan baru terjadi pada bulan Desember 2024.
BI diperkirakan akan terus berupaya untuk menjaga stabilitas dengan menjaga spread positif dari instrumen keuangan domestik Indonesia. "Oleh karena itu BI baru akan menurunkan suku bunga setelah the Fed menurunkan FFR terlebih dahulu," kata Kepala Ekonom PT Bank Permata Tbk (), Josua Pardede saat dihubungi Ipotnews, Jumat (21/6).
Josua mempertahankan perkiraan bahwa BI akan mempertahankan BI-rate di level 6,25% hingga akhir 2024. "Lebih lanjut, kami memproyeksikan nilai tukar rupiah berkisar antara Rp15.900 - 16.300 per dolar AS pada akhir tahun 2024, dengan imbal hasil obligasi rupiah bertenor 10 tahun berkisar antara 6,90% - 7,20%," ujar Josua.
Data ekonomi AS saat ini dan proyeksi terbaru dari The Fed sejalan dengan pandangan Josua, terutama terkait antisipasi penurunan FFR sebesar 25bps di tahun 2024. Seiring dengan proyeksi pelonggaran inflasi AS di 2H2024, Josua mengantisipasi peningkatan sentimen yang akan menarik arus modal masuk ke pasar keuangan Indonesia.
"Investor asing kemungkinan akan secara bertahap masuk ke pasar melalui obligasi pemerintah dan SRBI , sehingga menurunkan tren imbal hasil secara keseluruhan di Indonesia," tambah Josua.
Dengan mempertimbangkan pelonggaran pasar tenaga kerja AS baru-baru ini, Josua mengantisipasi bahwa tekanan dari sisi permintaan di AS akan mulai berkurang dalam beberapa bulan mendatang. Namun, masih ada risiko inflasi untuk 2H2024. Salah satu kekhawatiran utama adalah potensi tekanan kenaikan harga komoditas, yang dapat diperkuat oleh pelemahan dolar AS, sehingga meningkatkan biaya energi di AS.
Ketidakpastian terkait ketegangan geopolitik di Timur Tengah semakin memperparah risiko inflasi ini. Risiko lain berasal dari periode pemilihan umum AS yang akan datang, dengan kekhawatiran bahwa Pemerintah Federal akan mempertahankan kebijakan fiskal yang ekspansif hingga akhir siklus pemilu.
"Hal ini dapat mempertahankan tingkat inflasi yang relatif tinggi di AS untuk jangka waktu tertentu," pungkas Josua.(Adhitya)

Sumber : admin

berita terbaru
Saturday, Apr 26, 2025 - 17:08 WIB
BNI Genjot Nasabah Baru Melalui Aplikasi wondr
Saturday, Apr 26, 2025 - 12:06 WIB
Financial Statements 1Q 2025 of CSMI
Saturday, Apr 26, 2025 - 12:03 WIB
Financial Statements Full Year 2024 of DART
Saturday, Apr 26, 2025 - 12:01 WIB
Financial Statements 1Q 2025 of MUTU
Saturday, Apr 26, 2025 - 11:58 WIB
Financial Statements Full Year 2024 of SMRU
Saturday, Apr 26, 2025 - 11:53 WIB
Financial Statements 1Q 2025 of NSSS
Saturday, Apr 26, 2025 - 11:51 WIB
Financial Statements Full Year 2024 of TAMU