Rupiah Naik Tipis, Suku Bunga The Fed Diprediksi Cuma Bertambah 50 Bps 
Wednesday, November 30, 2022       15:56 WIB

Ipotnews - Kurs rupiah ditutup menguat tipis terhadap dolar AS, karena pelaku pasar semakin meyakini kenaikan Fed Fund Rate pada Desember 2022 akan mengecil menjadi 50 basis poin.
Mengutip data Bloomberg, Rabu (30/11) pukul 15.000 WIB, kurs rupiah akhirnya ditutup pada level Rp15.731 per dolar AS. Posisi tersebut menunjukkan penguatan 11 poin atau 0,07% apabila dibandingkan dengan posisi penutupan pasar spot Selasa sore kemarin (29/11) di level Rp15.742 per dolar AS.
Direktur PT. Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi mengatakan indeks dolar AS melemah pada Rabu. "Sebab risalah pertemuan November Fed menunjukkan bahwa semakin banyak anggota Fed mendukung kenaikan suku bunga yang lebih kecil dalam beberapa bulan mendatang, meskipun sebagian pejabat the Fed yang lain telah memperingatkan bahwa inflasi yang membandel kemungkinan akan membuat suku bunga acuan AS tetap tinggi hingga tahun 2024," kata Ibrahim dalam keterangan tertulis, Rabu sore.
Pelaku pasar saat ini menilai peluang sebesar 63,5% bahwa the Fed akan memperlambat laju kenaikan suku bunga 50 basis poin pada 14 Desember 2022, dan peluang 36,5% untuk kenaikan tetap sebesar 75 basis poin.
Namun penguatan rupiah agak tertahan oleh kewaspadaan pelaku pasar menjelang pidato Ketua Federal Reserve Jerome Powell dini hari nanti. "Powell diperkirakan akan memberikan lebih banyak isyarat tentang ekonomi AS dan jalur kebijakan moneter untuk sisa tahun ini," ujar Ibrahim.
Powell akan berbicara di acara Brookings Institution tentang prospek ekonomi AS dan pasar tenaga kerja. Investor pun akan mencari petunjuk tentang kapan Fed akan memperlambat laju kenaikan suku bunga yang agresif tahun ini.
Selain itu, International Monetary Fund (IMF) memprediksi ekonomi global di tahun 2023 akan mengalami penurunan dari 6% di tahun 2021, menjadi 2,7% pada tahun 2023 mendatang. Hal itu mengakibatkan adanya ancaman resesi di sejumlah negara. Ini menjadi sentimen negatif yang turut membatasi penguatan kurs rupiah hari ini.
"Berbagai faktor dinilai telah menyebabkan perlambatan, seperti pandemi COVID-19 yang berkepanjangan di beberapa negara, serta konflik bersenjata antara Rusia dengan Ukraina di belahan timur Eropa," tutup Ibrahim.
(Adhitya)

Sumber : Admin

berita terbaru
Thursday, Mar 28, 2024 - 19:51 WIB
Financial Statements Full Year 2023 of TBIG
Thursday, Mar 28, 2024 - 19:45 WIB
Financial Statements Full Year 2023 of APIC
Thursday, Mar 28, 2024 - 19:42 WIB
Financial Statements Full Year 2023 of ABDA
Thursday, Mar 28, 2024 - 19:38 WIB
Financial Statements Full Year 2023 of HOKI
Thursday, Mar 28, 2024 - 19:35 WIB
Financial Statements Full Year 2023 of BMSR
Thursday, Mar 28, 2024 - 19:31 WIB
Financial Statements Full Year 2023 of BBSS
Thursday, Mar 28, 2024 - 19:28 WIB
Financial Statements Full Year 2023 of BBLD
Thursday, Mar 28, 2024 - 19:24 WIB
Financial Statements Full Year 2023 of ASSA