Rupiah Bergerak Stabil Pasca Pelonggaran Suku Bunga Acuan
Friday, September 20, 2019       17:30 WIB

Ipotnews - Pasca pelonggaran kebijakan bank sentral berupa penurunan BI 7 Day Reverse Repo Rate (BI7 DRRR ) kemarin, Bank Indonesia melihat nilai tukar rupiah stabil.
"Alhamdulillah nilai tukar bergerak stabil Rp14.050 per USD hingga Rp14.060 per USD dan relatif stabil, mekanisme pasar terjaga, supply and demand terjaga," kata Perry di Jakarta, Jumat (20/9).
Menurutnya, stabilitas nilai tukar rupiah itu didorong oleh seluruh pelaku keuangan yang ikut ambil andil menjaga stabilitas. Perry menegaskan bahwa BI akan terus melakukan intervensi demi menjaga stabilitas nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing khususnya dolar Amerika
"Semua ikut andil seperti pelaku usaha, perbankan, maupun dunia usaha jadi nilai tukar bergerak sesuai mekanisme pasar. Kedepan kami tetap yakin pergerakan nilai tukar akan bergerak stabil dengan konfiden pasar terus terbentuk," kata Perry.
Dalam pernyataan pers kemarin (Kamis, 19/9), Perry mengatakan bahwa pada September 2019, rupiah terapresiasi 0,9 persen secara point to point (ptp) dan 1 persen secara rerata dibandingkan dengan level Agustus 2019. Dengan perkembangan tersebut sejak awal tahun sampai dengan 18 September 2019, rupiah menguat 2,3 persen. Dikatakannya, perkembangan ini ditopang oleh bekerjanya mekanisme permintaan dan pasokan valas dari para pelaku usaha, di samping aliran masuk modal asing.
Untuk mendukung efektivitas kebijakan nilai tukar dan memperkuat pembiayaan domestik, Bank Indonesia akan terus mengakselerasi pendalaman pasar keuangan, baik di pasar uang maupun valas, termasuk melalui penerbitan ketentuan Penyelenggaraan Central Counterparty (CCP) Transaksi Derivatif Suku Bunga dan Nilai Tukar Over-The-Counter dan Penyelenggara Sarana Pelaksanaan Transaksi di Pasar Uang Pasar Valuta Asing (Market Operator).
"Ke depan, Bank Indonesia memandang nilai tukar rupiah tetap stabil sesuai dengan mekanisme pasar yang terjaga. Prakiraan ini ditopang prospek aliran masuk modal asing ke Indonesia yang tetap terjaga seiring prospek ekonomi domestik yang baik dan imbal hasil yang menarik, serta dampak positif kebijakan moneter longgar di negara maju," pungkas Perry.
(Marjudin)

Sumber : admin