Saham GIAA Meroket Usai Caplok Sriwijaya Air, Analis: Hanya Sementara
Thursday, November 15, 2018       17:00 WIB

Ipotnews - Paska penandatanganan Kerjasama Operasi (KSO) antara Citilink Indonesia yang merupakan anak usaha PT Garuda Indonesia Tbk dengan maskapai Sriwijaya Air kemarin, Rabu (14/11), harga saham emiten penerbangan berkode saham langsung melaju kencang pada perdagangan hari ini.
Setelah dibuka menjadi top gainers di sesi opening pagi tadi dengan penguatan +30 poin (+15 persen) dari posisi penutupan perdagangan kemarin, saham terus melaju hingga ke penutupan Sesi Ini. Bahkan pada awal perdagangan sesi II, harga saham melesat menyentuh level batas auto rejection atas atau naik +25 persen ke level Rp 250/saham, dengan volume perdagangan mencapai 83,86 juta saham senilai Rp 19,56 miliar.
Sementara itu, pada penutupan perdagangan hari ini, saham mandek di angka 238 atau menguat +38 poin (+19 persen) dibanding penutupan kemarin, dengan volume perdagangan mencapai 113,9 juta saham, senilai Rp 26,8 miliar.
Menurut Analis Reliance Sekuritas Lanjar Nafi, kenaikan harga saham hari ini merupakan apresiasi dari pelaku pasar setelah mengumumkan pengambilalihan Sriwijaya Air. Meski demikian, momentum kenaikan saham itu disebutnya hanya bersifat sementara.
"Memang diakui, bahwa kenaikan indeks hari ini merupakan yang terbesar sepanjang karir Garuda di dunia pasar modal. Tapi ini hanya sementara," ujar Lanjar di Jakarta, Kamis (15/11).
Meski mengalami penguatan signifikan hari ini, namun Lanjar belum merekomendasikan investor untuk mengoleksi saham dalam jangka panjang. Pasalnya, dari sisi teknikal, pergerakannya masih downtrend jangka panjang. Sedangkan dari sisi fundamental juga masih disebut belum cukup baik saat ini.
"Enterprise value cukup mahal di 8,5 kali EBITDA, dibanding EBITDA sektor yang hanya 5,4 kali. Selain itu, rendahnya operating margin sebesar 1,2 persen berbanding 6,2 persen di rata-rata sektornya. Sementara itu leverage ratio masih cukup tinggi. Total utang masih 24,8 kali dari EBITDA. Sehingga total utang Garuda terbilang cukup besar di tahun ini," kata dia.
Sebagaimana diketahui, Garuda Indonesia melalui anak usaha PT Citilink Indonesia, mengambil alih pengelolaan operasional Sriwijaya Air Group yang terdiri dari maskapai Sriwijaya dan NAM Air.
Rencana tersebut direalisasikan dalam bentuk Kerjasama Operasi (KSO) yang dilakukan Citilink dan Sriwijaya Group. Adapun KSO tersebut ditandatangani pada 9 November 2018 lalu.
Nantinya, keseluruhan operasional Sriwijaya Group termasuk finansial akan berada di bawah pengelolaan dari KSO tersebut.
"Kerjasama operasi ini ditujukan untuk membantu Sriwijaya Air group memperbaiki kinerja operasi dan kinerja keuangan termasuk membantu Sriwijaya Air dalam memenuhi komitmen - komitmen atau kewajiban mereka terhadap pihak ketiga yang diantaranya ada pada lingkungan Garuda Indonesia Group," kata Direktur Utama Garuda Indonesia Ari Askhara melalui siaran pers, Rabu (14/11).
Ari optimistis bahwa Citilink akan mampu memperluas segmen pasar, jaringan, kapasitas dan kapabilitasnya, serta mempercepat restrukturisasi penyelesaiaan kewajiban Sriwijaya Group.
"Langkah ini merupakan langkah strategis sehingga secara langsung membantu sinergi Garuda Indonesia Group dan Sriwijaya Group dalam mengelola pangsa pasar penumpang angkutan udara hingga 51 persen," pungkas Ari.
(Sigit)

Sumber : admin