Seberapa Ampuh Suntikan Booster Vaksin Covid-19 Bisa Meningkatkan Kekebalan?
Thursday, November 25, 2021       15:13 WIB

Ipotnews - Dua suntikan vaksin itu bagus, tetapi untuk mencegah infeksi Covid -19 yang bergejala, tiga kali suntikan mungkin lebih baik.
Sulit untuk mengatakan apa manfaat jangka panjang dari suntikan booster vaksin virus korona, karena tidak ada seorang pun yang telah memiliki booster Covid-19 dalam jangka lama. Tetapi ahli imunologi umumnya setuju bahwa vaksin booster meningkatkan sistem imun pada seseorang beberapa bulan setelah mereka pertama kali divaksinasi, memberikan lonjakan pada sistem kekebalan tubuh.
Studi tentang suntikan vaksin booster tahap awal dari seluruh dunia mulai menunjukkan bahwa perlindungan yang didapat ketika seseorang mendapatkan suntikan tambahan berbulan-bulan setelah mendapatkam vaksinasi pertama akan lebih kuat. Vaksin booster akan mengirimkan lonjakan tingkat antibodi ke ketinggian baru, dan (setidaknya untuk sementara) memperkuat perlindungan terhadap Covid-19.
Data yang tersedia dari uji coba suntikan booster Pfizer - yang merekrut sekitar 10.000 orang yang telah divaksinasi lengkap, dengan dua suntikan vaksin Covid-19 dari Pfizer - memperlihatkan bagaimana keampuhan suntikan vaksin booster.
Peserta uji coba dibagi menjadi dua kelompok: sekitar 5.000 mendapatkan booster, sementara 5.000 lainnya menerima suntikan palsu (plasebo) tanpa vaksin tambahan di dalamnya.
Tidak butuh waktu lama untuk melihat perbedaan antara orang yang divaksinasi dengan vaksin booster dan yang dengan plasebo.
Seperti yang ditunjukkan pada bagan Pfizer dibawah in - yang belum lama ini dibagikan kepada para penasihat di Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS - penerima suntikan booster mulai mendapat manfaat dari peningkatan perlindungan terhadap infeksi virus korona bergejala, hanya beberapa hari setelah mendapatdosis ketiga.

Anda dapat melihat dalam bagan tersebut bagaimana suntikan vaksin booster mulai bekerja setelah beberapa hari, memberikan perlindungan yang lebih kuat terhadap Covid-19 yang bergejala, setidaknya selama beberapa bulan.
"Jika Anda lihat pada garis biru, itulah yang terjadi setelah Anda mendapatkan suntikan  booster  dosis ketiga," kata Dr. Anthony Fauci, direktur  National Institute of Allergy and Infectious Diseases , pada Senin lalu saat pengarahan di Gedung Putih. Ia merujuk pada grafik, yang melacak jumlah infeksi virus korona bergejala di antara peserta uji coba Pfizer selama 100 hari setelah mereka disuntuk vaksin booster.
Fauci menunjukkan orang-orang yang mendapatkan suntikan vaksin booster dalam uji coba Pfizer (garis biru) memiliki insiden Covid-19 yang jauh lebih rendah, daripada mereka yang hanya menerima dua suntikan yang menerima suntikan plasebo (garis merah).
"[Grafik itu] Tegas memperlihatkan efek suntikan booster," kata Fauci, seperti dikutip Business Insider.
Peningkatan perlindungan terhadap gejala Covid-19 meningkat dalam waktu sekitar satu atau dua minggu
Menurut Pfizer, kemanjuran relatif dari dari suntikan vaksin booster adalah 95%. Itu berarti 95% orang dalam uji coba Pfizer yang sakit karena Covid-19, telah divaksinasi tetapi tidak mendapatkan vaksin booster. Sedangkan 5% orang lainya yang sakit telah mendapatkan vaksin booster. (Para ilmuwan mulai menghitung kasus Covid-19 bergejala mulai tujuh hari setelah pemberian suntikan vaksin, dan melanjutkan kembali pada hari ke-100.)
Tapi tidak harus dengan vaksin Pfizer.
Uji coba National Institutes of Health dengan mencampur dan mencocokkan orang yang telah mendapatkan vaksin Pfizer, Moderna, dan Johnson & Johnson ke dalam kelompok booster yang berbeda, menemukan bahwa apa pun kombinasi vaksin awal dan booster yang didapatkan seseorang, tingkat antibodi mereka akan melonjak (menunjukkan perlindungan yang lebih baik terhadap infeksi), dengan puncak peningkatan imun sekitar dua minggu pasca-suntik booster.
Studi lain yang dilakukan di Inggris (yang masih dalam tinjauan ilmiah) menemukan suntikan booster yang diberikan mulai bulan September, baik untuk penerima Pfizer ataupun AstraZeneca, meningkatkan efektivitas vaksin pada orang di atas usia 50 hingga lebih dari 93%. Peningkatan yang dramatis.
Data dari Israel menunjukkan bahwa pada 12 hari pasca-booster, tingkat infeksi di antara penerima suntikan booster turun hingga 11 kali lebih rendah daripada orang yang telah divaksinasi penuh. Tingkat penyakit parah turun lebih dari 19 kali lipat di antara penerima booster.
Secara keseluruhan, trennya menjadi jelas. Suntikan booster meningkatkan respons kekebalan, sehingga kecil kemungkinan orang yang telah mendapatklam vaksin booster akan sakit karena Covid-19 - setidaknya untuk sementara ini.
Tetapi para ahli vaksin juga menekankan bahwa penting untuk mengingat bahwa manfaat  blockbuster  dari suntikan booster kemungkinan akan berkurang seiring waktu. Booster mungkin merupakan ide yang bagus sebelum orang mulai berkumpul untuk liburan, tetapi itu pun tidak akan bertahan selamanya.
"Ini adalah bagian normal dari sistem imunitas kita bahwa setelah vaksinasi, atau terpapar, tingkat antibodi kita naik, dan kemudian turun seiring waktu," Dr. William Moss, direktur eksekutif  International Vaccine Access Center,   Johns Hopkins University . "Mereka harus menurun, atau darah kita hanya akan terisi dengan antibodi."
Untungnya, vaksinasi juga meningkatkan respons kekebalan memori yang bertahan selama berbulan-bulan lebih lama daripada antibodi, yang berarti bahwa meskipun orang yang divaksinasi sedikit sakit , mereka umumnya terlindungi dengan baik dari Covid yang terburuk. (Yahoo.com)

Sumber : Admin