Ipotnews - Meski saham perbankan sempat terpukul beberapa pekan lalu oleh peringatan Moody's Investor Service soal peningkatan risiko gagal bayar korporasi di Indonesia, nyatanya saham sektor perbankan saat ini tetap menarik karena diperdagangkan pada 1,95 kali nilai buku (price to book value/PBV), di bawah PBV Indeks Harga Saham Gabungan ( IHSG ) yang di level 2,0 kali.
Dengan kondisi itu, barisan ETF saham yang memiliki bobot saham perbankan cukup besar tentu masih layak dilirik, seperti Pinnacle Index IDX30 Pasif ( XPID ), IPIM Pefindo I-Grade Pasif (), dan IPIM SRI-KEHATI Pasif ().
Berikut komposisi saham perbankan di IHSG dan tiga ETF tersebut:
IHSG | XPID | |||
10,7% | 15,89% | 21,05% | 22,42% | |
6,9% | 14,29% | 19,26% | 15,56% | |
4,3% | 8,88% | 12,31% | 9,92% | |
1,8% | 3,78% | 5,21% | 4,23% |
Prospek tersebut makin positif manakala dilihat bahwa ternyata kinerja pada kuartal III 2019 (Q319) tidak seburuk yang diperkirakan investor, di mana pihak manajemen mengindikasikan kredit tumbuh 14% secara year to date (ytd) dan biaya kredit (cost of credit/CoC) turun dari 1,9% menjadi 1,3%.
"Hasil ini bisa menjadi gambaran untuk bank besar lainnya. Re-rating sektor perbankan akan membawa dampak positif pada ETF yang mempunyai bobot saham-saham bank yang lebih besar dari IHSG pada , , dan ," ungkap Head ETF Desk Indo Premier Sekuritas, Alexander Salim, dalam catatannya, Kamis (17/10).
Sumber : admin