Selera Risiko Terbebani Data Makro yang Suram, Dolar Pertahankan Tren Positif
Monday, January 25, 2021       09:08 WIB

Ipotnews - Dolar mempertahankan penguatan terhadap mata uang berisiko, Senin pagi, karena data ekonomi yang lemah dari Eropa dan kekhawatiran tentang virus korona mendukung permintaan investor untuk aset  safe-haven. 
Aktivitas ekonomi di zona euro menyusut tajam pada Januari karena penguncian yang ketat untuk menahan pandemi virus korona menghantam industri jasa yang dominan di blok itu, sementara data Inggris menunjukkan sektor ritel berjuang untuk pulih kembali pada Desember.
Perdana Menteri Inggris Boris Johnson, Jumat, juga mengatakan ada bukti varian baru Covid-19 yang ditemukan akhir tahun lalu dapat dikaitkan dengan kematian yang lebih tinggi, demikian laporan  Reuters,  di Tokyo, Senin (25/1).
Berita itu datang ketika spekulasi terhadap dolar menjadi "penuh sesak", kata analis, dengan data Amerika Serikat yang dirilis Jumat menunjukkan  net short position  dolar melesat ke tingkat terbesar sejak Mei 2011.
Indeks Dolar (Indeks DXY), ukuran  greenback  terhadap sekeranjang enam mata uang utama, berada di posisi 90,247, mendatar pada pagi ini tetapi menjauh dari level terendah pekan lalu, yakni 90,043, yang dicapai pada sesi Kamis.
Euro juga sedikit berubah menjadi USD1,2163, berhenti setelah kenaikan 0,8% minggu lalu. Mata uang bersama itu tertahan oleh tanda-tanda ketidakstabilan politik di Roma.
Imbal hasil obligasi Italia naik dengan selisih atas Bund Jerman menyentuh level tertinggi sejak November di tengah kebuntuan politik bagi Perdana Menteri Giuseppe Conte yang sejauh ini gagal untuk mendapatkan mayoritas di parlemen Italia.
Conte mengajak anggota parlemen majelis tinggi yang sentris dan tidak selaras di luar koalisi untuk bergabung dengan barisan pemerintah minoritasnya, tetapi hanya sedikit yang menanggapi.
"Mengingat Conte memenangkan  confidence vote,  maka pembubaran parlemen dan pelaksanaan pemilu tidak mungkin terjadi," kata Makoto Noji, Kepala Strategi Mata Uang di SMBC Nikko Securities.
Meski demikian, kasus Italia menunjukkan risiko ketidakstabilan politik yang meluas dari ketidakpuasan saat komunitas mulai lelah menghadapi pandemi.
"Reli pasar saham selama pandemi ini sepenuhnya bergantung pada ekspansi fiskal dan monetisasi utang oleh bank sentral," kata Noji. "Ketidakstabilan politik dapat menunda langkah-langkah fiskal."
Di Washington, bulan madu setelah pelantikan Joe Biden sebagai Presiden pekan lalu menandakan investor berharap bahwa setidaknya sebagian dari rencana bantuan virus korona senilai USD1,9 triliun akan segera terlaksana.
Tetapi Biden kemungkinan akan membutuhkan dukungan bipartisan untuk mendorong agendanya karena Partai Demokrat secara sempit mengontrol Kongres, sementara persidangan pemakzulan kedua mantan Presiden Donald Trump diprediksi awal bulan depan bisa mempersulit upayanya.
Dengan latar belakang ini, Federal Reserve diperkirakan mempertahankan komitmen yang kuat untuk kebijakan moneter yang akomodatif ketika menggelar pertemuan kebijakan pertamanya minggu ini.
Di tempat lain, poundsterling bertahan kuat di USD1,3684, tidak jauh dari level tertinggi dua setengah tahun di USD1,3745 yang disentuh pada sesi Kamis, sebagian berkat keunggulan Inggris dalam vaksinasi Covid-19.
Dolar diperdagangkan datar di 103,80 yen. (ef)

Sumber : Admin