Semester I 2019, Pendapatan Bersih UNTR Tumbuh 11 Persen
Monday, August 26, 2019       13:56 WIB

Ipotnews - Sepanjang semester I 2019, PT United Tractors Tbk () membukukan pendapatan bersih Rp43,3 triliun atau meningkat 11 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2018 (year on year / YoY) yang mencapai Rp38,9 triliun. Sementara laba bersih mencapai Rp5,7 triliun atau tumbuh 3 persen dibanding periode yang sama tahun lalu yang sebesar Rp5,5 triliun.
Corporate Secretary , Sara Loebis, dalam keterangannya pada public expose live 2019 di Bursa Efek Indonesia (BEI), mengatakan laba bersih perseroan ditopang oleh kinerja yang membaik pada segmen usaha kontraktor penambangan dan adanya kontribusi baru pada segmen usaha pertambangan emas. Sementara untuk kinerja segmen usaha mesin konstruksi dan industri konstruksi justru mengalami penurunan pada periode tersebut.
Dijelaskannya, pada segmen pertambangan batubara yang dijalankan oleh PT Tuah Turangga Agung (TTA) penjualannya naik dari 5,1 juta ton menjadi 5,7 juta ton hingga periode Juli 2019. Pendapatan pada segmen ini naik 13 persen menjadi Rp6,8 triliun.
"Untuk penjualan emas dari Martabe Gold Mine sebanyak 230.000 ons dan pendapatan bersih pada unit usaha ini sebesar Rp3,6 triliun," kata Sara, Senin (27/8).
Untuk bidang usaha penambangan yang dioperasikan PT Pamapersada Nusantara ( PAMA ) membukukan peningkatan pendapatan bersih sebesar 11 persen menjadi Rp19,3 triliun. Hingga Juli 2019, PAMA berhasil meningkatkan produksi batubara hingga 7 persen menjadi 72,8 juta ton. Sementara pekerjaan pemindahan tanah meningkat 6 persen dari 534,2 juta bcm menjadi 566 juta bcm.
Lebih lanjut, untuk segmen usaha mesin konstruksi terjadi penurunan penjualan alat berat Komatsu sebesar 26 persen dari 2.876 unit menjadi 2.122 unit. Penurunan ini lantaran melemahnya penjualan alat berat dari sektor perkebunan, pertambangan, dan kehutanan. Meski begitu, Komatsu tetap mempertahankan posisinya sebagai market leader alat berat dengan pangsa padar domestik sebesar 34 persen.
"Penjualan produk lain seperti UD Truck turun dari 501 unit menjadi 334 unit dan produk Scania juga turun dari 589 unit menjadi 337 unit. Ini terjadi karena pengaruh penurunan harga batubara dimana keduanya banyak digunakan pada sektor pertambangan," pungkasnya.
(Marjudin)

Sumber : admin