Singapura, Filipina, Indonesia dan India Jadi Lokomotif Penguatan Indeks Saham EM Asia
Thursday, October 01, 2020       16:28 WIB

Ipotnews - Singapura, Filipina, Indonesia dan India memimpin kenaikan indeks saham emerging markets Asia. Sebagian besar mata uang EM Asia juga menguat.
Indeks saham EM Asia yang menguat adalah India 1,44%, Indonesia 1,44%, Filipina 1,38%, Singapura 1,33%, dan Thailand 0,54%. Indeks yang melemah hanya Malaysia -0,60%, demikian laporan dari Reuters, Kamis sore.
Secara umum, penguatan indeks saham EM Asia ditopang oleh suasana hati di kalangan investor secara global yang melihat tanda-tanda kemajuan pada pembahasan stimulus fiskal AS.
Indeks saham Singapura mengalami penguatan terbesar sejak Agustus lalu. Penguatan indeks saham Filipina juga merupakan yang terbesar dalam tiga minggu terakhir karena survei menunjukkan aktivitas pabrik kembali dibuka di wilayah yang pertama kali muncul wabah sejak Februari lalu.
Kenaikan indeks ke level tertinggi sejak Agustus itu, dimotori oleh lonjakan harga saham Singapore Telecommunications (Singtel) yang hampir mencapai 3%.
Saat ini sebagian pasar modal EM Asia libur, seperti Cina, Korea Selatan, Taiwan dan Hong Kong.
Sebagian besar mata uang EM Asia menguat pada sore hari ini, mulai dari rupee 0,45%, rupiah 0,07%, ringgit 0,19%, peso 0,04%, dolar Singapura 0,22%, dan Thailand 0,25%.
"Sejumlah aset berisiko secara global mendapat manfaat dari suara-suara positif di tengah upaya mencapai kesepakatan stimulus fiskal dari Washington," ungkap Stephen Innes, Analis pada lembaga AXI seperti dikutip Reuters.
Menteri Keuangan Steven Mnuchin dan Ketua DPR AS Nancy Pelosi mengatakan pada hari Rabu (30/9) bahwa kemajuan sedang dibuat terkait rencana bantuan pandemi sebesar USD2,2 triliun. Perkembangan terbaru ini mendukung kenaikan indeks saham Wall Street dini hari tadi.
Berita itu juga membantu mengangkat dolar AS, safe haven favorit bagi para investor selama masa pandemi virus korona, dari level terendah dalam sepekan terakhir.
Kabar positif dalam perekonomian regional, juga datang dari data perdagangan Korea Selatan yang menunjukkan peningkatan ekspor untuk pertama kali dalam tujuh bulan terakhir, pada September. Kabar tersebut memperkuat sinyal positif sebelumnya yang muncul dari pemulihan data ekonomi China awal pekan ini.
Satu-satunya kebijakan moneter baru di EM Asia adalah keputusan Bank Sentral Fillipina hari ini, Bangko Sentral Ng Pilipinas (BSP) yang tetap mempertahankan suku bunga acuan tidak berubah pada rekor terendah 2,25%, setelah pemotongan sebesar 175 basis poin sepanjang tahun ini.
Ini membuat peso menguat dan obligasi sedikit berubah.
Analis mengatakan pelaku pasar telah memperkirakan keputusan BSP. Jennifer Lomboy, Fund Manager di First Metro Asset Management mengomentari kebijakan dovish BSP sangat disambut baik oleh pasar ekuitas dan investor reksa dana pendapatan tetap.
"Pelaku pasar telah menentukan harga saat jeda," kata Nicholas Mapa, seorang ekonom senior Filipina di lembaga ING. Dia mengatakan pasar melihat likuiditas baru senilai USD11 miliar yang dimiliki Pemerintah Filipina. Dia juga meminta BSP untuk mendukung kebijakan tersebut.
(Adhitya)

Sumber : admin