Solusi Bangun Indonesia (SMCB) fokuskan penggunaan capex untuk pemeliharaan alat
Friday, September 13, 2019       19:48 WIB

JAKARTA. PT Solusi Bangun Indonesia Tbk () meengalokasikan belanja modal ( capital expenditure /capex) sebesar Rp 400 miliar tahun ini. Mengutip keterbukaan informasi dari laman Bursa Efek Indonesia, sumber pendanaan capex berasal dari kas internal perusahaan.
Belanja modal ini meningkat 100% dari tahun 2018 yang saat itu sebesar Rp 200 miliar. Pada saat itu, belum diakuisi oleh PT Semen Indonesia Tbk (, anggota indeks Kompas100) dan masih bernama PT Holcim Indonesia Tbk.
Lantas, untuk apa saja penggunaan capex sepanjang tahun ini? Direktur SCMB Agung Wiharto mengatakan saat ini penggunaan capex hanya sebatas untuk operasional peralatan di area produksi. "Capex hanya untuk pemeliharaan dan peningkatan kehandalan mesin. Jadi hanya reguler,' ungkap Agung kepada Kontan.co.id, Jumat (13/09).
Meski demikian, Agung masih enggan menyebut angka spesifik terkait serapan capex saat ini. "Serapannya masih sedikit, karena pemakaiannya selektif," lanjutnya.
Agung membeberkan, tahun ini penggunaan belanja modal akan dilakukan sehemat dan seselektif mungkin. Penghematan ini dilakukan untuk meminimalisir penggunaan capex yang dananya berasal dari kas internal.
Penghematan serapan capex diharapkan berdampak pada kinerja yang saat ini sedang mengupayakan perbaikan kinerja. "Seperti yang diketahui semester lalu kami masih mengalami kerugian," lanjut Agung.
Untuk diketahui, pasca diakuisisi Semen Indonesia (), belum mampu menunjukkan kinerja yang prima. Per 30 Juni 2019, pendapatan tercatat Rp 4,51 triliun atau turun 1,95% secara  year on year  (yoy).
pun membukukan rugi bersih periode berjalan sebesar Rp 278,51 miliar. Namun, kerugian ini membaik atau turun 48,35% secara tahunan bila dibandingkan semester I 2018 yang mencapai Rp 539,27 miliar.
Meski demikian, mampu mempertahankan  market share  di semester pertama 2019 di angka 15,2%.
Pasca akuisisi, juga diwajibkan untuk mengganti merek Holcim. Hal ini sesuai dengan perjanjian jual beli dengan Lafarge Holcim yang mana masih bisa memakai merek Holcim sampai akhir Januari 2020.
Namun hingga saat ini, pihak masih enggan membocorkan  brand  pengganti Holcim.
Agung berharap kinerja dapat terdongkrak hingga akhir tahun 2019. "Kami berharap ada perbaikan kinerja hingga akhir tahun," kata Agung.

Sumber : KONTAN.CO.ID