Stok Amerika Merosot Tajam, Harga Minyak Meningkat di Pasar Asia
Wednesday, September 11, 2019       14:15 WIB

Ipotnews - Harga minyak menguat, Rabu siang, setelah laporan industri menunjukkan stok minyak mentah AS turun pekan lalu lebih dari dua kali lipat dari perkiraan para analis dalam jajak pendapat  Reuters .
Minyak mentah berjangka Brent, patokan internasional, naik 40 sen, atau 0,6%, menjadi USD62,78 per barel pada pukul 13.43 WIB, demikian laporan  Reuters , di Tokyo, Rabu (11/9).
Sementara itu, patokan Amerika Serikat, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI), meningkat naik 37 sen, atau 0,6%, menjadi USD57,77 per barel.
Harga ditutup lebih rendah, Selasa, terbebani spekulasi minyak mentah Iran yang terkena sanksi akan kembali ke pasar menyusul langkah Presiden Donald Trump yang memberhentikan penasihat keamanan nasional John Bolton, pengusung kebijakan terhadap Teheran saat ini.
Tetapi minyak  rebound  setelah data American Petroleum Institute (API), Selasa malam, menunjukkan stok minyak mentah dan bensin Amerika menyusut pekan lalu, sementara persediaan produk distilasi meningkat.
"Minyak tetap positif pada perdagangan Asia, sebagian besar didukung oleh data persediaan minyak mentah tadi malam," kata Jeffrey Halley, analis OANDA.
Data API menunjukkan stok minyak mentah AS turun 7,2 juta barel dalam pekan yang berakhir hingga 6 September menjadi 421,9 juta, dibandingkan ekspektasi analis dalam jajak pendapat  Reuters , yang menyebutkan penurunan hanya 2,7 juta barel.
Halley mengatakan dia memperkirakan penarikan 4,8 juta barel ketika data resmi dirilis oleh Badan Informasi Energi (EIA), Kamis (12/9) dini hari WIB.
Stok minyak mentah di pusat pengiriman Cushing, Oklahoma, turun 1,4 juta barel, kata API, sementara pengilangan minyak mentah naik 208.000 barel per hari.
Stok bensin turun 4,5 juta barel, kelompok industri itu mengatakan, dibandingkan ekspektasi analis untuk penurunan 847.000 barel dalam jajak pendapat  Reuters .
Harga melejit sebelum Bolton dipecat, didorong pernyataan Pangeran Abdulaziz bin Salman, Menteri Energi Arab Saudi yang baru, bahwa kebijakan minyak Kerajaan itu tidak akan berubah dan kesepakatan dengan produsen lain untuk memangkas produksi dengan 1,2 juta barel per hari akan dipertahankan.
Ekspor minyak Iran dipangkas lebih dari 80% karena sanksi yang diberlakukan kembali oleh Amerika Serikat setelah tahun lalu Trump meninggalkan perjanjian nuklir 2015 antara Teheran dan kekuatan dunia. (ef)

Sumber : Admin