Stok Bahan Bakar Amerika Melesat Lampaui Ekspektasi, Minyak Terjerembab
Thursday, May 28, 2020       08:20 WIB

Ipotnews - Harga minyak melemah pada awal perdagangan Kamis setelah persediaan minyak mentah, bensin dan minyak pemanas AS meningkat lebih besar dari ekspektasi, memukul harapan pemulihan permintaan dari penguncian virus korona.
Penurunan tersebut memperpanjang kerugian sejak Rabu karena ketidakpastian tentang komitmen Rusia terhadap pengurangan produksi minyak yang dalam menjelang pertemuan Organisasi Negara Eksportir Minyak dan sekutunya, dikenal sebagai OPEC +, pada 9 Juni.
Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI), patokan Amerika Serikat, merosot sebanyaknya 5% ke posisi USD31,14 per barel, dan menyusut 3%, atau 97 sen, menjadi USD31,84 per barel pada pukul 07.19 WIB, demikian laporan  Reuters,  di Melbourne, Kamis (28/5).
Sementara itu, patokan internasional, minyak mentah berjangka Brent, terakhir diperdagangkan anjlok 2,3%, atau 78 sen, menjadi USD33,96 per barel.
Data dari kelompok industri American Petroleum Institute menunjukkan stok minyak mentah Amerika naik 8,7 juta barel dalam pekan hingga 22 Mei, dibandingkan ekspektasi analis untuk penarikan 1,9 juta barel.
Stok bensin meningkat 1,1 juta barel, lebih dari 10 kali kenaikan yang diperkirakan analis, dan persediaan solar serta minyak pemanas melesat 6,9 juta barel, hampir empat kali lipat dari estimasi.
"Ini hanya menunjukkan bahwa pemulihan permintaan sedang mengalami kemajuan tetapi belum cukup kuat untuk benar-benar berkelanjutan," kata Kepala Riset Komoditas National Australia Bank, Lachlan Shaw.
Selanjutnya, pasar akan mencermati apakah data dari Badan Informasi Energi Amerika, yang dirilis Kamis waktu setempat, Jumat (29/5) pagi WIB, akan cocok dengan data API.
Shaw mengatakan minyak mentah juga melemah di tengah skeptisisme tentang kuatnya hubungan Rusia dengan Arab Saudi, bahkan setelah Presiden Rusia Vladimir Putin dan Pangeran Mahkota Saudi Mohammed bin Salman menyepakati lebih lanjut "koordinasi erat" terkait pemotongan produksi minyak.
Dengan WTI bertahan di atas USD30 per barel, OPEC + akan mencermati apakah produsen  shale-oil  Amerika--memiliki titik harga yang impas dalam kisaran USD20 dan USD30--meningkatkan produksi.
"Ada risiko bahwa kita melihat sumur-sumur yang telah ditutup mulai berbalik dan kita melihat lebih banyak pasokan kembali ke pasar," kata Shaw. (ef)

Sumber : Admin

berita terbaru
Thursday, Mar 28, 2024 - 19:51 WIB
Financial Statements Full Year 2023 of TBIG
Thursday, Mar 28, 2024 - 19:45 WIB
Financial Statements Full Year 2023 of APIC
Thursday, Mar 28, 2024 - 19:42 WIB
Financial Statements Full Year 2023 of ABDA
Thursday, Mar 28, 2024 - 19:38 WIB
Financial Statements Full Year 2023 of HOKI
Thursday, Mar 28, 2024 - 19:35 WIB
Financial Statements Full Year 2023 of BMSR
Thursday, Mar 28, 2024 - 19:31 WIB
Financial Statements Full Year 2023 of BBSS
Thursday, Mar 28, 2024 - 19:28 WIB
Financial Statements Full Year 2023 of BBLD
Thursday, Mar 28, 2024 - 19:24 WIB
Financial Statements Full Year 2023 of ASSA