TLKM Jawaranya, `Bandar Besar` Borong 10 Saham Ini Kemarin!
Wednesday, February 24, 2021       10:52 WIB

Jakarta, CNBC Indonesia - Saham PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk() menjadi emiten dengan beli bersih asing terbesar di pasar saham Indonesia pada perdagangan Selasa kemarin (23/2/2021). SahamTelkom diborong asing Rp 609 miliar.
Adapun Indeks Harga Saham Gabungan ( IHSG ) berhasil melanjutkan reli setelah menguat tipis 0,28% ke posisi 6.272,81. Indeks acuan Bursa Efek Indonesia (BEI) belum mampu ditutup di posisi 6.300.
Data BEImencatat, ada 234 saham naik, 248 saham merosot dan 154 saham stagnan, dengan nilai transaksi mencapai Rp 12,96 triliun dan volume perdagangan mencapai 14,64 miliar saham.
Investor asing pasar saham ke Indonesia dengan catatan beli bersih (net buy) asing mencapai Rp 505 miliar di pasar reguler. Sementara, asing mencatatkan jual bersih di pasar negosiasi dan pasar tunai sebesar Rp 35 miliar.
Selain Telkom, berikut 10 besar saham yang dibeli asing kemarin di pasar reguler.
10 Top Net Foreign Buy (Reguler)
1. Telkom (), net buy Rp 609 M, saham +9.46% Rp 3.470
2. Bank BRI (), Rp 42 M, saham flat Rp 4.790
3. Vale Indonesia (), Rp 33 M, saham +0,78% Rp 6.475
4. Indah Kiat () Rp 24,3 M, saham 0,18% Rp 14.225
5. Syariah (), Rp 17 M, saham +2,31% Rp 3.980
6. Charoen Pokphand (, Rp 9 M, saham +1,68% Rp 6.050
7. Puradelta Lestari (), Rp 7,3 M, saham flat Rp 232
8. Tower Bersama (), Rp 6,8 M, saham +0,46% Rp 2.170
9. ACE Hardware (), Rp 6,7 M, saham +2,17% Rp 1.645
10. Erajaya (), Rp 6,6 M, saham +3,30% Rp 2.820
Saham Telkom Indonesia jugaberhasil melesat kencang pada perdagangan kemarin setelah terungkapnya rencana bisnis ke depan.
Dalam acara "Prospek Pasar Modal 2021" yang digelar CNBC Indonesia, Senin (22/2/21) direksi Telkom membeberkan beberapa rencana strategis Telkom, mulai dari penawaran perdana (IPO) 2 anak usahanya, modal ventura Telkom, hingga mengenai jaringan 5G.
Data perdagangan mencatat saham melesat kencang 9,46% ke level harga Rp 3.470/saham dengan kapitalisasi pasar mencapai Rp 343 triliun.
Tidak hanya melesat kencang, saham juga ramai diperdagangkan dengan nilai transaksi mencapai Rp 1,2 triliun dan menjadi saham dengan transaksi paling ramai di bursa.
Investor asing masuk sebesar Rp 609 miliar pada perdagangan kemarin di saham dan menjadi saham yang paling banyak diborong asing. Selama tahun berjalan, asing sudah memborong sebanyak Rp 2,07 triliun.
Sebelumnya, Direktur Strategic Portfolio Telkom Indonesia Budi Setyawan Wijaya mengatakan, dari sisi penawaran umum saham perdana atau initial public offering (IPO), Telkom akan membawa dua anak usaha untuk IPO, satu di Bursa Efek Indonesia (BEI), dan satu di bursa Asia tanpa menyebutkan nama bursa.
"Tahun ini ada 2 [IPO], satu di Indonesia, satu lagi di Asia. Saya ga bisa naming [sebutkan nama] insya Allah tahun ini kejadian [realisasi]. Kalau dilihat kesiapan faktanya sudah beberapa go public," katanya.
Adapun Telkom memang telah merencanakan untuk melepas anak usahanya PT Dayamitra Telekomunikasi (Mitratel) ke pasar modal. Ditargetkan eksekusinya akan dilakukan pada kuartal terakhir tahun ini, atau paling lambat pada kuartal pertama 2022.
Mitratel yang merupakan anak usaha Telkom yang bergerak di bidang penyediaan infrastruktur telekomunikasi memiliki menara telekomunikasi yang tersebar di berbagai wilayah dan melayani semua operator seluler di Indonesia dengan jumlah lebih dari 22.000 menara telekomunikasi.
Selanjutnya, Telkom Indonesia melalui MDI Ventures akan tetap fokus menyuntikkan modal kepada startup, melihat potensi yang bisa dilakukan dengan startup digital terutama di masa pandemi.
Sementara itu, sentimen bagi Bank BRI ialah investor menantikan rencana penerbitan saham baru dengan hak memesan efek terlebih dahulu alias rights issue. Ini merupakan bagian dari rencana pemerintah untuk membentuk Holding Ultra Mikro (Holding UMi).
Tiga perusahaan BUMN yang akan digabung dalam satu holding adalah BRI, PT Pegadaian (Persero) dan PT Permodalan Nasional Madani (Persero) atau PNM.
Tahun ini, perusahaan efek PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia menyebutkan kinerja akan lebih baik dibandingkan dengan perkiraan.
Laba bank BUMN ini diprediksi bisa mencapai Rp 30 triliun atau tepatnya Rp 29,88 triliun di 2021, dibanding dengan perkiraan sebelumnya di angka Rp 28 triliun Perkiraan ini didasarkan lantaran akselerasi bisnis BRI yang lebih cepat dari perkiraan dan kualitas manajemen yang dinilai lebih baik.
Tahun lalu, Bank Rakyat Indonesia mencatatkan laba bersih sebesar Rp 18,66 triliun di sepanjang 2020, turun 45,70% dari laba bersih tahun 2019 sebesar Rp 34,37 triliun.
Adapun aset Bank BRI tercatat di atas Rp 1.500 triliun atau tepatnya Rp 1.511,81 triliun di tahun lalu, naik 6,7% dari Desember 2019 sebesar Rp 1.417 triliun. Tahun 2018 aset BRI Rp 1.297 triliun, dan tahun 2017 asetnya Rp 1.127 triliun.
Angka laba bersih 2020 itu mencapai 123% dari perkiraan sekuritas asal Korea Selatan ini dan 95% dari konsensus analis.
(tas/tas)

Sumber : cnbcindonesia.com