Target Harga Turun, Rekomendasi TLKM Turun Derajat Jadi Hold
Friday, September 14, 2018       17:28 WIB

Ipotnews - Indo Premier Sekuritas merekomendasikan Hold saham PT Telkom Tbk () dengan target price (TP) turun 5 persen menjadi Rp3.700 per saham dari TP sebelumnya Rp3.900.
Rekomendasi Hold tersebut atas dasar pertimbangan:
1. Walaupun persaingan (industri) lebih sehat dibandingkan dengan pada periode semester pertama (1H18), namun tarif data pada 2018-2019 belum cukup untuk meningkatkan bauran marjin EBITDA pada 2019.
2. Daya tarik kenaikan tarif layanan data di luar Jawa mungkin menjadi terbatas saat ini karena estimasi penetrasi smartphone di sana masih sekitar 50 persen.
Analis Indo Premier Sekuritas, Paula Ruth menyebut potensi risiko penguatan dari rekomendasi tersebut adalah layanan data, upaya penghematan biaya serta produk IndiHome.
Sementara itu pemangkasan TP sebesar 5 persen terutama disebabkan EBITDA pada 2018/2019 juga diturunkan sebesar masing-masing 4 persen 7 persen (seiring pemulihan marjin yang lebih lambat). Saham saat ini diperdagangkan pada rasio EV/EBITDA sebesar 8,5 kali pada proyeksi 2019. Sedangkan proyeksi rasio EV/EBITDA pada 2019 adalah sebesar premium 7 persen terhadap rata-rata regional tidak termasuk Indonesia.
Gangguan Tarif
Telkomsel (Tsel) mengindikasikan persaingan yang lebih sehat dibandingkan dengan periode 1H18 berkat gangguan harga yang lebih minim dari pengamatan terhadap paket kartu perdana.
Walaupun di daerah-daerah tertentu mungkin lebih kompetitif dibandingkan secara rata-rata, Tsel berencana mempertahankan tarif premium (20%-30%), kadang-kadang di beberapa area maksimum hingga 40 persen dibandingkan pesaing.
Tsel akan menaikkan tarif layanan data lagi antara bulan Oktober-Nopember (tergantung persaingan di antaranya dengan pelaku lebih kecil). Diperkirakan pendapatan pada 2H18 tumbuh 9 persen (YoY) karena (kontribusi) non Tsel, pertumbuhan pendapatannya masih terus kuat (menyiratkan naik 26 persen YoY pada proyeksi 2H18). Sementara proyeksi pendapatan Tsel pulih tipis sebesar 4 persen (YoY) pada 2H18.
Pelonggaran Marjin
Manajemen menyatakan sekitar 7 ribu personil akan memasuki pensiun normal selama rentang 2018-2015. Jumlah tersebut sebagian besar non Tsel, kira-kira 2.000 orang per tahun dalam rentang 2018-2020.
Diperkirakan beban personel terhadap rasio pendapatan turun secara bertahap menjadi 9 persen pada 2023 dari 11 persen di tahun 2018. Estimasi marjin EBITDA perseroan tetap turun menjadi 43 persen pada 2020 dari sebelumnya 45 persen pada 2018 tetapi secara temporer stabil sepanjang 2021-2023.
Risiko Kurs
Pada 2018/2019 porsi capex dalam dolar AS dari total capex sebesar 17 persen untuk group dan 10 persen untuk Tsel. Tsel juga dapat merundingkan dampak pelemahan rupiah terhadap capex dolar AS jika level kurs telah mencapai ambang batas tertentu.
Dalam konteks utang, eksposur dolar AS relatif kecil sekitar 3 persen sama dengan yang sekitar 2 persen tetapi di bawah yang mencapai 31 persen per kuartal kedua 2018 (2Q18).
(Riset Indo Premier Sekuritas)

Year To 31 Dec

2016A

2017A

2018F

2019F

2020F

Revenue (RpBn)

116,333

128,256

135,161

144,124

157,198

EBITDA (RpBn)

59,498

64,609

60,101

62,239

67,103

EBITDA Growth (%)

15.7

8.6

(7.0)

3.6

7.8

Net Profit (RpBn)

19,352

22,145

19,199

18,812

19,713

EPS (Rp)

195

224

194

190

199

EPS Growth (%)

24.9

14.4

(13.3)

(2.0)

4.8

Net Gearing (%)

1.9

9.2

21.1

30.1

36.7

PER (x)

17.7

14.6

17.8

18.2

17.3

PBV (x)

4.1

3.7

3.6

3.4

3.2

Dividend Yield (%)

4.0

4.9

4.2

4.1

4.3

EV/EBITDA (x)

9.0

8.3

8.8

8.5

7.9

 source: , Indo Premier Sekuritas ; Share Price Closing as of 14 Sept 2018 


Sumber : admin