Tensi AS-China Hambat Prospek Permintaan, Minyak Merosot Lagi
Wednesday, October 09, 2019       14:36 WIB

Ipotnews - Harga minyak tergelincir untuk sesi ketiga berturut-turut, Rabu, karena meningkatnya ketegangan antara Amerika dan China sebelum perundingan perdagangan pekan ini, menambah ketidakpastian untuk pertumbuhan ekonomi dan permintaan minyak global.
Data industri AS menunjukkan kenaikan stok yang lebih besar dari perkiraan di negara produsen dan konsumen minyak terbesar dunia itu juga turut menekan harga.
Minyak mentah berjangka Brent, patokan internasional, turun 12 sen, atau 0,2%, menjadi USD58,12 per barel pada pukul 13.56 WIB, sementara minyak mentah West Texas Intermediate, patokan Amerika Serikat, berada di posisi USD52,51, menyusut 12 sen, atau 0,2%, demikian laporan  Reuters , di Singapura, Rabu (9/10).
Negosiator dari dua ekonomi terbesar dunia itu akan bertemu di Washington, Kamis dan Jumat, dalam upaya terbaru untuk menuntaskan kesepakatan yang bertujuan mengakhiri sengketa perdagangan jangka panjang yang telah memperlambat pertumbuhan ekonomi global.
Tetapi ketegangan antara kedua negara meningkat pekan ini setelah Amerika Serikat memberlakukan pembatasan visa pada sejumlah pejabat China untuk penahanan atau penyiksaan minoritas Muslim, sementara pertikaian memanas karena komentar pejabat National Basketball Association AS yang mendukung demonstrasi di Hong Kong.
Sederet masalah ini menempatkan pasar di jalur penghindaran risiko ( risk-aversion ), kata Howie Lee, ekonom OCBC Bank, Singapura, meski pasar minyak global tetap dalam defisit pasokan yang secara teori mendukung harga di atas USD60 per barel.
"Pasar saat ini terlalu  bearish , terlalu fokus pada sisi permintaan dari  equation ," kata Lee.
Kekhawatiran tersebut membayangi potensi salah satu anggota OPEC , Ekuador, kehilangan sepertiga dari pasokan minyaknya karena protes anti-pemerintah yang telah mempengaruhi  output  minyak.
BUMN minyak Ekuador, Petroamazonas, memperkirakan kehilangan sekitar 188.000 barel per hari (bph), atau lebih dari sepertiga produksi minyak mentahnya, karena gangguan di fasilitasnya.
Gejolak di Irak juga memasuki pekan kedua, mengancam  output  produsen terbesar kedua di tubuh Organisasi Negara Eksportir Minyak ( OPEC ).
"Gejolak politik di sejumlah anggota OPEC hanya akan memberikan obat mujarab sementara bagi harga minyak; risiko sengketa perdagangan AS-China jauh lebih besar," kata Jeffrey Halley, analis OANDA.
Di Amerika Serikat, sementara itu, stok minyak mentah melonjak 4,1 juta barel dalam pekan yang berakhir hingga 4 Oktober menjadi 422 juta, menurut data dari kelompok industri American Petroleum Institute, Selasa. Analis memperkirakan peningkatan 1,4 juta barel, berdasarkan jajak pendapat  Reuters .
Laporan mingguan Badan Informasi Energi (EIA) AS akan dirilis Rabu, pukul 21.30 WIB.
Selasa, EIA mengatakan produksi minyak mentah AS diperkirakan naik 1,27 juta barel per hari (bph) pada 2019 ke rekor 12,26 juta barel per hari, sedikit di atas proyeksi sebelumnya untuk peningkatan 1,25 juta bph.
Produksi pada 2020 diperkirakan meningkat 910.000 bph menjadi 13,17 juta bph, kata EIA, di bawah proyeksi sebelumnya untuk kenaikan 990.000 bph menjadi 13,23 juta bph. (ef)

Sumber : Admin

berita terbaru
Thursday, Mar 28, 2024 - 19:51 WIB
Financial Statements Full Year 2023 of TBIG
Thursday, Mar 28, 2024 - 19:45 WIB
Financial Statements Full Year 2023 of APIC
Thursday, Mar 28, 2024 - 19:42 WIB
Financial Statements Full Year 2023 of ABDA
Thursday, Mar 28, 2024 - 19:38 WIB
Financial Statements Full Year 2023 of HOKI
Thursday, Mar 28, 2024 - 19:35 WIB
Financial Statements Full Year 2023 of BMSR
Thursday, Mar 28, 2024 - 19:31 WIB
Financial Statements Full Year 2023 of BBSS
Thursday, Mar 28, 2024 - 19:28 WIB
Financial Statements Full Year 2023 of BBLD
Thursday, Mar 28, 2024 - 19:24 WIB
Financial Statements Full Year 2023 of ASSA