Terbebani Proyeksi Pasokan AS, Jagung Berjangka Merosot ke Level Terendah 4 Pekan
Thursday, October 14, 2021       05:34 WIB

Ipotnews - Jagung berjangka Chicago merosot ke level terendah empat pekan, Rabu, karena pasar biji-bijian terus merasakan tekanan dari proyeksi pasokan Amerika Serikat yang lebih tinggi dari perkiraan.
Kedelai berjangka turun lebih jauh, sehari setelah Departemen Pertanian Amerika ( USDA ) memproyeksikan stok akhir kedelai dan jagung AS berada di atas rata-rata perkiraan analis, demikian laporan  Reuters,  di Chicago, Rabu (13/10) atau Kamis (14/10) pagi WIB.
Gandum jatuh karena aksi ambil untung, sehari setelah harga reli karena penilaian pasokan gandum global yang lebih rendah dari perkiraan.
Itu pada gilirannya mendorong pasar untuk mencermati apakah pembeli China akan bergegas ke pasar.
Eksportir Amerika menjual 330.000 ton kedelai untuk pengiriman ke China selama tahun pemasaran 2021/2022, dan 161.544 ton jagung untuk pengiriman ke tujuan yang tidak diketahui selama periode yang sama, menurut USDA .
Namun ekspor jagung secara keseluruhan menyusut dalam beberapa pekan terakhir, yang menjadi peringatan bagi pedagang yang mencermati permintaan biji-bijian Amerika secara keseluruhan, kata Karl Setzer, analis Agrivisor.
"Tanaman jagung lebih baik dari yang kami kira, dan kami tidak melihat China membeli banyak," kata Setzer. "Saat ini, perdagangan tidak percaya jumlah permintaan jagung USDA , dan kita mendapati panen besar pada musim ini."
Kontrak jagung paling aktif di Chicago Board of Trade ( CBOT ) ditutup turun USD10,25 menjadi USD512,25 per bushel. Di awal sesi, harga jatuh ke level terendah sejak 10 September.
Gandum melemah USD15,25 menjadi USD718,75 per bushel.
Impor kedelai China pada September anjlok 30% dari tahun sebelumnya, data bea cukai menunjukkan, Rabu, karena margin yang buruk membatasi permintaan.
Namun, ketersediaan pasokan dari panen Amerika yang sedang berlangsung diperkirakan memicu beberapa permintaan baru China ke depan, kata pedagang. Menguatnya harga minyak nabati juga memberikan beberapa dukungan untuk pasar  oilseed .
Kontrak kedelai paling aktif di CBOT ditutup turun 3 sen menjadi USD1.195,25 per bushel, terus melayang di level terendah sejak Desember 2020. (ef)

Sumber : Admin