Terhambat Keperkasaan Dolar, Emas Relatif Flat
Monday, September 20, 2021       17:05 WIB

Ipotnews - Harga emas tertekan, Senin, terbebani apresiasi dolar dan kekhawatiran Federal Reserve mungkin mengisyaratkan kapan akan mulai mengurangi pembelian asetnya dalam pertemuan mendatang.
Harga emas di pasar spot sedikit berubah di posisi USD 1.755,84 per ounce pada pukul 15.47 WIB, setelah sebelumnya menyentuh level terendah sejak 12 Agustus di USD1.741,86 per ounce, demikian laporan  Reuters,  di Bengaluru, Senin (20/9).
Sementara, emas berjangka Amerika Serikat naik 0,2% menjadi USD1.755,00 per ounce.
Pertemuan kebijakan Federal Reserve yang ditunggu-tunggu dimulai Selasa.
"Pertemuan The Fed (yang akan datang) memperlihatkan bayangan melalui dolar yang kuat ketika mayoritas pelaku pasar memperkirakan bank sentral akan memberi sinyal  tapering  sekitar akhir tahun ini, dan itu menjaga emas tetap terkendali," kata analis Commerzbank, Daniel Briesemann.
Mengurangi daya tarik emas bagi pemegang mata uang lainnya, Indeks Dolar AS (Indeks DXY) mencapai level tertinggi hampir satu bulan.
"Jika Chairman The Fed, Jerome Powell, mampu meyakinkan pasar bahwa setelah  tapering , tidak ada kenaikan suku bunga cepat yang akan mengikuti, emas bisa naik sedikit pada semester kedua minggu ini," kata Briesemann.
Suku bunga yang lebih tinggi meningkatkan  opportunity cost  memegang emas yang tidak memberikan bunga.
Citi Research memperkirakan harga emas rata-rata menjadi USD1.700 per ounce pada kuartal keempat tahun ini.
Dalam sebuah catatan, Citi mengatakan pihaknya juga  bearish  pada harga emas untuk tahun 2022, meski dengan keyakinan yang agak lemah, mengingat ketidakpastian seputar pertumbuhan global, prospek inflasi dan valuasi ekuitas yang sudah tinggi.
Logam lainnya, perak naik 0,4% menjadi USD22,47 per ounce, setelah sebelumnya mencapai level terendah sejak November 2020.
Platinum anjlok 1,9% menjadi USD923,29 per ounce, dan palladium merosot 1,5% menjadi USD1.986,95 per ounce. (ef)

Sumber : Admin