Terjadi Perpindahan Basis Pelanggan, Ada Berkah Tersembunyi di EXCL
Wednesday, May 27, 2020       11:45 WIB

Ipotnews - PT XL Axiata Tbk, () dinilai berpotensi mengalami peningkatan kinerja, meski manajemen tetap bersikap konservatif.
Diskusi Tim Riset Indo Premier dengan manajemen baru-baru ini mengungkapkan, meskipun ada potensi penurunandalam rencana yang lebih pendek, namun menghasilkan peningkatan dan tren pelanggan di luar Jawa dengan kemungkinan ARPU (Average Revenue per Unit) yang lebih tinggi.
"Menjadi konservatif selama paruh pertama (1H) adalah langkah khas . Revisi ke atas terjadi dalam dua tahun terakhir. Maintain Buy," tulis analis Tim Riset Indo Premier, Hans Tantio, dalam kesimpulan hasil risetnya, Selasa (26/5).
Menurut Hans, mengalami peningkatan 15% di atas lalu lintas normal pada awal periode work from home (WFH), trafik kembali stabil dalam beberapa pekan terakhir, meskipun penggunaan masih tinggi. "Manajemen meredam ekspektasi penyesuaian harga Idul Fitri karena telah menyesuaikan harga lebih awal (selama awal periode WFH)," ungkap Hans.
Manajemen memperhatikan bahwa terjadi perpindahan basis pelanggan ke kawasan regional sebelum PSBB dilaksanakan, dimana ARPU lebih tinggi (>5% ) daripada Jawa. Pada kuartal I-2020 (1Q20), luar Jawa berkontribusi sekitar 24% dari total pendapatan, naik dari 20% pada 4Q19.
Hans mengungkapkan, manajemen menghadapi kemungkinan untuk mendapatkan berkah potensial meskipun ada ketidakpastian pada pengeluaran pelanggan. Manajemen menegaskan kembali pendiriannya untuk menurunkan targetnya di tengah ketidakpastian pengeluaran pelanggan karena pendapatan yang lebih rendah, mirip pendapatan pada 1Q20.
"Namun, kami percaya ada sisi positif dari sikap konservatif mereka. Pelanggan dapat menurunkan rencana pembeliannya, tetapi sisi baiknya datang dari paket yang lebih pendek dan lebih kecil yang memiliki data lebih tinggi (sekitar 50% lebih banyak). Akuisisi pelanggan dari Turbo Booster berjalan sangat baik di Maret-April 2020 karena jarak sosial berskala besar lebih tidak terdengar di Jawa," papar Hans.
Menurut Tim Riset, selama periode WFH, manajemen melihat pergeseran tren penggunaan ke perumahan dari perkantoran. Namun, manajemen akan terus memantaunya dengan cermat, sebelum terlalu banyak berinvestasi pada trafik temporer.
Untuk mendapatkan return yang tinggi, melacak ROI dan periode pengembalian modal (2-3 tahun), dari peluncuran capex, tanpa ekspektasi untuk memangkas capex (sebesar Rp7,5 triliun pada panduan sebelumnya) di tengah COVID-19. "Manajemen mengharapkan pergeseran capex untuk kembali ke Jawa dari eks-Jawa, mengingat hilangnya pelanggan pada 1Q20 (terutama dari dan Hutch), yang lebih kuat di Jawa. Pangsa pasar saat ini di Jawa berada pada 28% sementara luar Jawa 10%," tulis Tim Riset.
Berdasarkan paparan tersebut, Tim Riset berpendapat, menjadi konservatif selama paruh tahun pertama adalah langkah khas . "Maintain buy dengan target harga (TP) berbasis DCF sebesar Rp3.600 ( WACC : 12,5%)."
Dividen yang mulai bayar tahun ini berpotensi mendorong kenaikan harga. Risikonya adalah perang harga data dan daya beli yang lebih lemah di tengah COVID-19. (Tim Riset Indo Premier)

Sumber : Admin