Terkatrol Potensi Kesepakatan Dagang, Wall Street Cetak Rekor Tertinggi
Tuesday, November 05, 2019       04:42 WIB

Ipotnews - Bursa saham Wall Street melesat ke rekor terbaru, Senin, di tengah optimisme seputar perundingan perdagangan internasional dan berlanjutnya momentum positif dari data ekonomi dan laporan keuangan emiten yang solid.
Dow Jones Industrial Average mencapai tonggak sejarah, bergabung dengan S&P 500 dan Nasdaq Composite Index di level rekor. Indeks  blue-chips  30-saham itu menguat 114,75 poin, atau 0,4% menjadi 27.462,11, rekor tertinggi sepanjang masa yang pertama sejak pertengahan Juli, demikian laporan   CNBC   dan  AFP , di New York, Senin (4/11) atau Selasa (5/11) pagi WIB. Chevron memimpin kenaikan dalam komponen Dow, setelah melambung 4,5%. Boeing dan Caterpillar juga masing-masing naik lebih dari 1%.
Sementara itu, indeks berbasis luas S&P 500 meningkat 0,37 persen atau 11,36 poin menjadi 3.078,27, sedangkan Nasdaq Composite Index melonjak 0,56 persen atau 46,80 poin menjadi 8.433,20. S&P 500 dan Nasdaq mencetak rekor pada sesi Jumat.
Apple sejauh ini merupakan saham Dow berkinerja terbaik sejak indeks itu mencapai rekor sebelumnya, melonjak lebih dari 25%. Intel, J.P. Morgan Chase dan United Technologies semuanya melejit setidaknya 10% pada waktu itu.
Penguatan Senin membawa kenaikan Dow (secara  year-to-date ) menjadi hampir 18%. Itu akan menjadi kenaikan satu tahun terbesar untuk Dow sejak 2017, ketika melonjak 28,2%. S&P 500 melambung lebih dari 22% untuk 2019 dan berada di jalur untuk kenaikan satu tahun terbesar sejak 2013, ketika reli hampir 30%. Nasdaq juga naik lebih dari 27% sepanjang tahun ini.
"Reli pasar saat ini sudah melebar, berarti itu tidak hanya terbatas pada teknologi dan kita mungkin akan sedikit lebih tinggi," kata Peter Cardillo, Kepala Ekonom Pasar di Spartan Capital Securities. "Ini didasarkan pada banyak antusiasme yang terus meningkat seputar perdagangan."
Menteri Perdagangan AS, Wilbur Ross, Minggu, mengatakan perusahaan-perusahaan Amerika akan diberikan lisensi untuk menjual kepada raksasa telekomunikasi China Huawei "sangat singkat". Komentar Ross muncul setelah China mengatakan, Jumat, bahwa pihaknya mencapai konsensus dengan AS secara prinsip menyusul perundingan perdagangan pekan lalu.
China dan AS terlibat dalam perang dagang selama lebih dari satu tahun, tetapi ekspektasi untuk penandatanganan kesepakatan meningkat baru-baru ini. Bulan lalu, Presiden Donald Trump mengatakan kedua belah pihak mencapai perjanjian perdagangan "fase pertama yang sangat substansial" yang diprediksi bakal ditandatangani pada November.
Laporan ketenagakerjaan AS yang kuat, Jumat, juga mendukung selera risiko untuk saham. Ekonomi AS menambah 128.000 pekerjaan pada Oktober, tutur Departemen Tenaga Kerja, Jumat.
Laporan itu juga menunjukkan angkatan kerja AS meningkat 325.000 bulan lalu. Sementara itu, mereka yang dianggap berada di luar angkatan kerja turun 118.000 menjadi 95,5 juta.
Sementara itu, musim laporan keuangan perusahaan sebagian besar lebih baik dari ekspektasi. sekitar 75% dari perusahaan S&P 500 yang telah melaporkan kinerjanya melampaui ekspektasi analis, data FactSet menunjukkan.
Under Armor memposting angka kuartalan yang melampaui ekspektasi analis. Namun, sahamnya anjlok lebih dari 18% setelah perusahaan itu memotong perkiraan pendapatan 2019, mengutip persediaan yang lebih rendah dan masalah seputar saluran  direct-to-consumer . Under Armour juga mengungkapkan penyelidikan federal terkait praktik akuntansinya.
Uber Technologies dan Shake Shack adalah beberapa perusahaan yang akan melapor keuangannya setelah penutupan Senin.

Sumber : Admin