Tersengat Kekhawatiran Omicron, Sebagian Besar Bursa Saham Asia Lanjutkan Pelemahan
Monday, November 29, 2021       15:12 WIB

Ipotnews - Bursa saham Filipina sebagian besar rontok tersengat kekhawatiran jatuh terhadap Omicron, varian baru virus korona, pada awal pekan ini, memimpin kerugian di bursa saham  emerging market  Asia. Filipina memberlakukan pembatasan perbatasan untuk membatasi kemungkinan penyebaran virus baru. Baht Thailand anjlok untuk sesi ketujuh berturut-turut.
Reuters, Senin (29/11), bursa saham Manila dibuka 3,8% lebih rendah hingga mencapai level terendah tujuh pekan. Meskipun ditutup dengan mencatatkan penurunan 1,1%, sebagian besar saham terbenam di zona merah.
Bursa saham Thailand, Taiwan dan Korea Selatan juga masing-masing turun sekitar 1%, mencerminkan penurunan 2% di bursa saham Jepang. Jepang akan melarang kedatangan asing sepenuhnya mulai Selasa besok.
Indeks saham Singapura turun 0,9% ke level terendah sejak 13 Oktober, sementara dolar lokal diperdagangkan mendatar, dengan meningkatnya kekhawatiran bahwa negara itu kemungkinan akan mengurangi lagi pembatasan yang baru-baru ini dilonggarkan.
Hanya bursa saham Indonesia, Vietnam dan India yang mencatatkan indeks positif, sekitar 0,7%, 0,4% dan 0,28%.
Sementara itu Korea Selatan, Indonesia, dan sejumlah negara Asia lainnya menutup pintu mereka bagi pengunjung dari delapan negara di selatan Afrika karena kekhawatiran Omicron.
Filipina memperpanjang larangannya untuk memasukkan beberapa wisatawan negara Eropa dan membatalkan rencana untuk membuka perbatasannya bagi turis asing mulai pekan ini.
Dibandingkan dengan varian Delta, "Jenis dan karakteristik Omicron masih sedang ditentukan, yang menempatkan prospek pasar pada pijakan yang lebih tidak pasti sampai ilmu pengetahuan yang kredibel menunjukkan sebaliknya," kata Ruben Carlo O. Asuncion, kepala ekonom di Union Bank of the Philippines, seperti dikutip Reuters, Senin (29/11).
Filipina juga terpaksa memangkas target inokulasi pada hari Minggu karena kekurangan pasokan dan tantangan logistik lainnya.
Namun secara keseluruhan, pasar sudah sedikit lebih tenang dibandingkan dengan aksi jual pada akhir pekan lalu. Investor masih menunggu lebih banyak data untuk menilai dampak Omicron, sementara beberapa analis memperingatkan bahwa perdagangan bisa berombak untuk beberapa pekan ke depan.
"Jika kecemasan Omicron ternyata menjadi badai dalam cangkir teh, maka mungkin aksi jual itu berlebihan dan kita dapat mengantisipasi beberapa kenaikan yang layak," tulis Robert Carnell, kepala riset Asia-Pasifik di ING dalam catatannya. (Reuters)

Sumber : Admin

berita terbaru
Thursday, Mar 28, 2024 - 18:15 WIB
Indonesia Market Summary (28/03/2024)
Thursday, Mar 28, 2024 - 18:11 WIB
Perubahan Kepemilikan Saham AKRA, Beli
Thursday, Mar 28, 2024 - 17:38 WIB
Financial Statements Full Year 2023 of TALF
Thursday, Mar 28, 2024 - 17:26 WIB
Financial Statements Full Year 2023 of KRYA
Thursday, Mar 28, 2024 - 17:22 WIB
Financial Statements Full Year 2023 of HOMI
Thursday, Mar 28, 2024 - 17:19 WIB
Financial Statements Full Year 2023 of SFAN
Thursday, Mar 28, 2024 - 17:16 WIB
Financial Statements Full Year 2023 of JAYA