Ipotnews - Kurs rupiah ditutup melemah terhadap dolar AS sore ini. Pelemahan terjadi karena dua pejabat The Federal Reserve AS mengatakan pada hari Rabu bahwa tapering harus segera dimulai.
Mengutip data Bloomberg, Kamis (21/10) pukul 15.00 WIB, kurs rupiah akhirnya ditutup pada level Rp14.122 per dolar AS. Posisi tersebut menunjukkan pelemahan 46 poin atau 0,33% apabila dibandingkan dengan posisi penutupan pasar spot pada Selasa sore kemarin (19/10) di level Rp14.076 per dolar AS.
Direktur PT TRFX Garuda Berjangka, Ibrahim Assuaibi mengatakan, indeks dolar AS menguat pada hari Kamis. "Ini terjadi setelah dua pejabat The Fed mengatakan pada hari Rabu kemarin bahwa pengurangan pembelian obligasi harus segera dimulai, meski terlalu dini untuk menaikkan suku bunga acuan," kata Ibrahim dalam keterangan tertulis, Kamis sore.
Anggota Dewan Gubernur The Fed, Randal Quarles mengatakan dia mendukung langkah awal untuk memulai pengurangan aset pada November 2021. Tetapi dia juga menambahkan bahwa meningkatnya tekanan inflasi memerlukan respons kebijakan yang juga perlu menjadi perhatian.
Faktor kedua, Bank of England kemungkinan akan menjadi bank sentral besar pertama yang menaikkan suku bunga dalam siklus pasca-COVID-19. Namun, beberapa ekonom memperkirakan kenaikan pertama akan terjadi pada awal 2022. Ini menambah tekanan pada rupiah sebagai aset berisiko.
"Tampaknya hampir pasti bahwa BOE akan menaikkan suku bunga pada bulan November, mungkin lagi pada bulan Desember, karena inflasi Inggris bisa di luar kendali karena kekurangan tenaga kerja yang parah," ujar Ibrahim.
(Adhitya)

Sumber : admin