The Fed Isyaratkan Kenaikan Suku Bunga Lebih Lanjut, Greenback Berkibar
Friday, August 19, 2022       05:37 WIB

Ipotnews - Indeks Dolar AS melejit ke level tertinggi satu bulan, Kamis, karena pejabat Federal Reserve berbicara tentang perlunya kenaikan suku bunga lebih lanjut, dan investor mengevaluasi kembali risalah pertemuan Juli bank sentral AS itu lebih  hawkish  ketimbang yang diperkirakan semula.
The Fed perlu terus menaikkan suku bunga untuk mengendalikan laju inflasi, tutur sejumlah pejabat bank sentral Amerika Serikat itu, Kamis, bahkan ketika mereka memperdebatkan seberapa cepat dan seberapa tinggi untuk menaikkannya.
Presiden Fed St Louis, James Bullard, mengatakan dia condong ke arah mendukung kenaikan suku bunga 75 basis poin ketiga berturut-turut pada pertemuan September, demikian laporan  Reuters,  di New York, Kamis (18/8) atau Jumat (19/8) pagi WIB.
Presiden Fed San Francisco, Mary Daly, mengatakan kenaikan suku bunga sebesar 50 atau 75 basis poin bulan depan akan menjadi cara yang "masuk akal" untuk membuat biaya pinjaman jangka pendek menjadi "sedikit di atas" 3% pada akhir tahun ini, dan berada di jalur sedikit lebih tinggi pada 2023.
"Retorika The Fed sangat teguh dari hampir semua pejabat - kita harus menaikkan suku bunga, kita harus menaikkan suku bunga, suku bunga akan lebih tinggi," kata Joseph Trevisani, analis FXStreet.com di New York.
Dolar memangkas kenaikan pada sesi Rabu setelah risalah pertemuan Fed menunjukkan pejabat bank sentral khawatir mereka dapat menaikkan suku bunga terlalu jauh dalam komitmen mereka guna mengendalikan inflasi, yang ditafsirkan sebagai sedikit  dovish. 
Risalah itu juga menandai dimensi penting dari perdebatan The Fed dalam beberapa bulan mendatang: kapan harus memperlambat kenaikan suku bunga.
Tetapi analis mengatakan keliru jika fokus pada bagian-bagian dari risalah ini daripada pandangan utama bahwa suku bunga harus bergerak lebih tinggi.
"Kecuali untuk bagian tentang laju kenaikan suku bunga yang lebih lambat, sisa risalah tersebut terlihat sangat  hawkish,"  ujar Win Thin, analis Brown Brothers Harriman.
Indeks Dolar (Indeks DXY), ukuran  greenback  terhadap sekeranjang enam mata uang utama, terakhir menguat 0,71% menjadi 107,39, setelah menyentuh 107,57, level tertinggi sejak 19 Juli.
Euro mencapai USD1,0078, terlemah sejak 18 Juli. Dolar menguat jadi 135,90 terhadap yen, level terlemah bagi mata uang Jepang itu sejak 28 Juli.
Poundsterling tergelincir sejauhnya USD1,1920, tingkat terendah sejak 22 Juli.
Peluang kenaikan suku bunga 75 basis poin pada pertemuan September turun menjadi 42% sejak risalah tersebut dirilis, dari 52% di awal sesi Rabu, dengan kenaikan 50 basis poin sekarang memiliki probabilitas 58%.
Namun, inflasi harga konsumen dan data ketenagakerjaan untuk Agustus, sebelum pertemuan September The Fed, kemungkinan akan mempengaruhi ukuran kenaikan suku bunga.
Pertemuan September juga akan menawarkan informasi baru tentang seberapa jauh pejabat Fed memperkirakan kenaikan suku bunga. Trader memperkirakan suku bunga acuan memuncak di 3,66% pada Maret.
Trevisani memperkirakan Fed akan menaikkan suku bunga menjadi sekitar 4%, menambahkan bahwa bahkan itu tidak mungkin cukup untuk menjinakkan harga yang melesat pada kecepatan tahunan sebesar 8,5%.
Data yang dirilis Kamis menunjukkan jumlah warga Amerika yang mengajukan klaim baru untuk tunjangan pengangguran turun pekan lalu, dan data periode sebelumnya direvisi turun tajam, sementara laporan terpisah dari Fed Philadelphia mengungkapkan ukuran pekerjaan di pabrik-pabrik di wilayah Mid-Atlantic melesat pada Agustus.
Namun, laporan dari National Association of Realtors menunjukkan penjualan  existing home  anjlok 5,9% ke tingkat tahunan yang disesuaikan secara musiman 4,81 juta unit pada Juli, level terendah sejak Mei 2020. (ef)

Sumber : Admin