The Fed Pertahankan Kebijakan Akomodatif, S&P 500 Cetak Rekor Penutupan Lagi
Thursday, April 08, 2021       05:09 WIB

Ipotnews - Bursa ekuitas Wall Street melayang mendekati tidak berubah, Rabu, dengan S&P 500 naik tipis untuk mencatat rekor tertinggi setelah Federal Reserve merilis risalah pertemuan terbaru yang memperkuat posisi bank sentral untuk tetap bersabar sebelum menaikkan suku bunga.
Indeks berbasis luas S&P 500 naik 0,15% atau 6,01 poin menjadi 4.079,95, penutupan tertinggi yang baru, demikian laporan   CNBC   dan  Reuters,  di New York, Rabu (7/4) atau Kamis (8/4) pagi WIB.
Sementara itu, Dow Jones Industrial Average menguat 16,02 poin atau 0,05% menjadi 33.446,26. Sedangkan Nasdaq Composite Index melemah 0,07% atau 9,54 poin menjadi 13.688,84 meski saham Big Tech mencatatkan keuntungan yang solid. Amazon, Apple dan Alphabet semuanya melesat lebih dari 1%, sementara Facebook melonjak 2,2%.
Pejabat The Fed mengindikasikan pada pertemuan terakhir mereka bahwa laju pembelian aset akan tetap sama untuk beberapa waktu sementara bank sentral mengejar target ekonominya.
"Peserta mencatat bahwa mungkin akan membutuhkan waktu sampai kemajuan substansial lebih lanjut menuju target Komite, yakni ketenagakerjaan maksimal dan stabilitas harga akan terwujud dan bahwa, sesuai dengan pedoman berbasis hasil Komite, pembelian aset akan berlanjut setidaknya pada kecepatan saat ini sampai target dicapai," bunyi risalah tersebut.
Pembuat kebijakan memperkirakan ekonomi akan pulih secara substansial pada 2021 di tengah pembukaan kembali ekonomi, dan mereka meyakini pertumbuhan yang lebih kuat dari rata-rata pada tahun-tahun berikutnya akan terus memfasilitasi pemulihan pasar tenaga kerja.
"Pertumbuhan PDB riil diproyeksikan menjadi substansial tahun ini dan tingkat pengangguran diperkirakan menurun secara signifikan," kata risalah itu juga.
"Pertumbuhan PDB riil diperkirakan turun pada 2022 dan 2023 tetapi masih melebihi potensinya selama periode ini, yang mengarah pada penurunan tingkat pengangguran ke level yang rendah secara historis, karena kebijakan moneter diasumsikan tetap sangat akomodatif."
"Kami pikir akan mendapatkan sesuatu yang baru dari risalah rapat The Fed, anehnya kami salah tentang itu," kata Art Hogan, Kepala Strategi Pasar di National Securities, New York.
"The Fed lebih transparan sepanjang tahun ini tentang di mana mereka berdiri dan mereka benar-benar tidak bergeming dari sikap itu."
Saham yang diuntungkan dari rencana pembukaan kembali, seperti maskapai penerbangan dan kapal pesiar memimpin kenaikan, melanjutkan penguatan baru-baru ini. Carnival melonjak 1,4%, sementara Royal Caribbean dan Norwegian Cruise Line juga meningkat. Saham United Airlines juga naik tipis.
CEO JPMorgan Chase, Jamie Dimon, optimistis tentang kembalinya ekonomi Amerika dari pandemi dalam surat tahunannya yang dirilis pada Rabu. Dia mengatakan Amerika Serikat dapat bersiap untuk ledakan ekonomi hingga 2023 jika lebih banyak orang dewasa mendapatkan vaksinasi dan pengeluaran federal terus berlanjut.
Presiden Joe Biden baru-baru ini mengungkapkan rincian rencana infrastruktur senilai USD2 triliun yang mencakup kenaikan tarif pajak perusahaan menjadi 28%. Dia mengatakan bersedia untuk menegosiasikan kenaikan pajak yang diusulkan.
Data ekonomi yang kuat - termasuk laporan ketenagakerjaan Maret yang dengan mudah mengalahkan ekspektasi - memicu kenaikan saham dalam beberapa sesi terakhir. Tiga indeks utama Wall Street mencatat kenaikan keempat berturut-turut karena pemulihan ekonomi dari Covid-19 semakin cepat.
"Ada banyak alasan untuk bersemangat menghadapi bulan-bulan mendatang, dan kami umumnya optimistis untuk tahun ini," kata Lindsey Bell, Kepala Strategi Investasi di Ally Invest.
"Momentum saham cukup kuat, tidak diragukan lagi. Tetapi pasar mungkin siap-siap untuk berhenti sejenak karena investor mencerna semua kabar baik, menentukan berapa banyak dari itu yang sudah diperhitungkan dan menimbangnya dengan risiko yang tidak pasti seperti inflasi." (ef)

Sumber : Admin