Tiga Risiko Utama Ini Berpotensi Tekan Kinerja WIKA
Wednesday, October 31, 2018       14:04 WIB

Ipotnews - Target price (TP) saham PT Wijaya Karya Tbk () turun menjadi Rp1.600 per saham dari sebelumnya Rp2.900/saham. Meski demikian Tim Analis PT Indo Premier Sekuritas mempertahankan review positif saham dengan pertimbangan rasio utangnya terhadap ekuitas (DER) sebesar 0,9 kali jauh di bawah rata-rata industri sebesar 1,4 kali.
Pemangkasan target price didasarkan kepada target P/E pada 2018 sebesar 9,0 kali akibat faktor eskalasi DER dan pertumbuhan kontrak baru di sektor konstruksi yang melambat, hanya 10 persen dalam proyeksi tahun 2017-2020. Indo Premier Sekuritas mempertahankan rating Buy terhadap saham .
Analis Indo Premier Sekuritas, Joey Faustian menyebut risiko terhadap rekomendasi saham antara lain:
1.Penundaan proyek besar seperti MRT dan HSR (kereta api cepat).
2.Pencapaian kontrak baru yang lebih rendah dari ekspektasi.
3.Tingkat utang yang naik lebih cepat.
Kinerja Laba
Laba perseroan selama 9 bulan tahun 2018 (9M18) naik 26 persen (YoY) menjadi Rp860 miliar. Marjin kotor lebih baik tetapi marjin operasional dan marjin bersih turun karena faktor pendapatan dari perusahaan patungan (JV) melemah -32 persen (YoY) pada 9M18 menjadi Rp283 miliar serta akibat kenaikan beban bunga menjadi Rp725 miliar (+63% YoY).
Sementara secara kuartalan, laba sebesar Rp343 miliar pada 3Q18 atau hanya naik 39 persen (YoY) dan turun 1 persen (QoQ). Pencapaian laba kuartalan ini hanya 21 persen dari estimasi para analis.
Tender Baru
membukukan kontrak baru senilai Rp25,3 triliun pada 9M18 atau turun -20 persen (YoY). Pencapaian kontrak baru per 9M18 tersebut hanya sebesar 44 persen dari target kontrak baru tahun 2018 yang ditetapkan perseroan.
Walaupun pencapaian di periode 9M18 relatif turun, manajemen masih percaya diri untuk mencapai target kontrak baru tahun 2018 sebesar Rp58 triliun karena perseroan berpartisipasi pada beberapa proyek besar seperti MRT fase II dan Bandung Urban Toll Road (BIUTR) dengan nilai kontrak masing-masing Rp22,5 triliun dan Rp10 triliun.
Selain itu, masih memilik total orderbook senilai lebih kurang Rp90 triliun yang memberikan profitabilitas kuat selama 3-4 tahun ke depan (rasio order book terhadap revenue 3,4 kali).
Baca Juga : Pinjaman Untuk Proyek MRT Tahap II Diteken, Buy Saham WIKA
Divestasi
Hingga 9M18, total investasi paa anak usaha mencapai Rp4,2 triliun yang mana sekitar Rp2,7 triliun digelontorkan ke Pilar Sinergi BUMN Indonesia ( PSBI ) untuk pengembangan proyek kereta api cepat (HSR).
Di sisi lain, berencana untuk melepas kepemilikan saham di beberapa ruas tol. Tol Surabaya-Mojokerto (20%), Serang-Panimbang (80%), Manado-Bitung (20%), Lintas Jabar (25%), Balikpapan-Samarinda (15%) dengan nilai total divestasi Rp15,6 triliun.
"Diyakini divestasi beberapa ruas tol akan berdampak positif bagi arus kas yang ke depan akan memungkinkan ambil bagian pada lebih banyak proyek," kata Joey seperti dikutip dari risetnya, Rabu (31/10).
(Riset Indo Premier Sekuritas)

Year To 31 Dec

2016A

2017A

2018F

2019F

2020F

Revenue(RpBn)

15,669

26,176

30,433

36,236

40,702

EBITDA(RpBn)

1,948

2,746

3,379

4,105

4,662

EBITDA Growth (%)

30.1

40.9

23.1

21.5

13.6

Net Profit(RpBn)

1,059

1,202

1,597

1,920

2,290

EPS (Rp)

118

134

178

214

255

EPS Growth (%)

16.1

13.5

32.8

20.3

19.2

Net Gearing (%)

(19.7)

(15.3)

14.9

24.1

26.2

PER (x)

9.4

8.3

6.2

5.2

4.3

PBV (x)

0.8

0.7

0.6

0.5

0.5

Dividend Yield (%)

1.5

3.5

3.6

4.8

5.8

EV/EBITDA (x)

6.4

4.4

2.2

1.3

1.0

 source: , Indo Premier Sekuritas ; Share Price Closing as of 30 October 2018 


Sumber : admin