Uang dan Pekerjaan Jadi Kekhawatiran Utama, Kenaikan Minat Menabung Bisa Tekan Pertumbuhan : Survei Global
Monday, July 13, 2020       14:47 WIB

Ipotnews - Hasil survei YouGov menunjukkan, ketidakamanan keuangan dan pekerjaan menjadi masalah terbesar yang dikhawatirkan di seluruh dunia akibat wabah virus korona. Kehati-hatian konsumen bisa menekan permintaan dan pertumbuhan global.
Pandemi virus corona membuat dunia menjadi tidak aman secara finansial, menimbulkan ancaman resesi global, jika konsumen terus manambah tabungannya ketimbang membelanjakannya.
Survei YouGov terbaru yang digelar 22-30 Juni di 26 negara dengan 27.681 responden menunjukkan, bahwa para konsumen mengkhawatirkan pekerjaan dan anggaran rumah tangga mereka. Mereka juga menjadi lebih berhati-hati dalam membelanjakan atau menginvestasikan uang yang mereka miliki.
Kondisi tersebut menunjukkan bahwa tanda-tanda  rebound  dalam beberapa aktivitas ekonomi - yang disebut oleh sejumlah pembuat kebijakan sebagai alasan untuk tetap optimis - akan membutuhkan waktu lebih lama agar orang kembali ke toko, bandara, atau restoran.
Keamanan pekerjaan adalah masalah utama bagi banyak orang, dengan lebih dari 30% responden merasa kurang aman dalam pekerjaan mereka dibanding sebulan sebelumnya. Sementara itu, sekitar setengah dari responden terus mengurangi pengeluaran yang tidak penting.
Sinyal kehati-hatian yang lebih tinggi juga ditunjukkan oleh perilaku warga negara Amerika yang menjadi lebih suka menabung, yang mencapai sekitar tiga kali lebih banyak dibanding yang memilih untuk menghabiskan pendapatan tak terduga (rejeki nomplok), dan mencapai empat kali lipat di Inggris.
Meningkatnya kekhawatiran responde terhadap pekerjaan, mengikuti data pekerjaan di kuartal kedua yang menurun tajam. Organisasi Perburuhan Internasional (ILO), seperti dikutip Bloomberg, Senin (13/7) memperkirakan bahwa kerusakan pasar tenaga kerja - akibat penguncian virus korona dan pembatasan lainnya - setara dengan kehilangan 400 juta pekerjaan  full time .
Menurut Pelacak Pemulihan Ekonomi YouGov, kekhawatiran itu tetap tinggi meskipun penguncian telah berkurang secara signifikan. Di sebagian besar negara, proporsi mereka yang mengkhawatirkan kehilangan pekerjaan berada pada kisaran 10 persen poin dari level delapan pekan sebelumnya.
Di AS, yang mengalami lonjakan kasus infeksi Covid-19, kekhawatiran itu meningkat lagi. Sekitar 23% responden merasa kurang aman dengan pekerjaan mereka, naik dari 18% dibandingkan dengan dua pekan lalu.
Kekhawatiran itu diterjemahkan menjadi kehati-hatian dalam menggunakan uang. Responden cenderung akan menyimpan uangnya, ketika disodori pertanyaan, apakah yang akan dilakukan jika mendapatkan rejeki nomplok yang nilanya setara sebulan gaji.
Tiga puluh tujuh persen responden di AS mengatakan mereka akan menabung, dan hanya 13% yang menyatakan akan menghabiskannya. Di Inggris rasionya bahkan lebih mencolok: 58% vs 13%. Hasilnya hampir sama di seluruh dunia, dengan lebih dari 40% responden di Australia, India, Prancis, Indonesia, Norwegia, dan Kanada memilih untuk menabung untuk setiap tambahan rejeki yang mereka terima.
Hanya sebagian kecil yang menyatakan akan berinvestasi di pasar saham, di bawah 20%. Bahkan di semua negara G7, persentasenya hanya satu digit.
Sementara itu, sekitar 1 dari 4 rumah tangga di semua negara, telah menarik dana dari tabungannya untuk membantu mereka melalui krisis, sedangkan lebih dari 10% telah menambah utangnya.
Ketakutan akan kehilangan pekerjaan, atau penurunan pada penghasilannya, membuat lebih banyak orang untuk mengurangi daripada memperbesar pengeluarannya.
Menurut jajak pendapat, proporsi "secara aktif mengurangi pengeluaran yang tidak penting" jauh lebih tinggi daripada mereka yang mengandalkan tabungan untuk menutupi peningkatan biaya hidup. Meskipun pangsanya agak menurun selama pandemi, tetapi rata-rata masih mendekati 50%, di semua negara. (Bloomberg)

Sumber : Admin