Virus Korona Hantui Sentimen Pasar, Indeks Dow dan S&P 500 Tumbang
Wednesday, October 28, 2020       04:43 WIB

Ipotnews - Bursa ekuitas Wall Street sebagian besar ditutup lebih rendah, Selasa, karena kekhawatiran tentang meningkatnya jumlah kasus virus korona sekali lagi memukul sentimen investor.
Indeks 30 saham unggulan, Dow Jones Industrial Average, turun 222,19 poin, atau 0,8%, menjadi 27.463,19, demikian laporan   CNBC   dan  AFP,  di New York, Selasa (27/10) atau Rabu (28/10) pagi WIB. Caterpillar dan Boeing adalah penekan terbesar di Dow, masing-masing anjlok 3,2% dan 3,5%.
Sementara itu, indeks berbasis luas S&P 500 ditutup melemah 0,3% atau 10,29 poin menjadi 3.390,68, menandai penutupan pertama di bawah level 3.400 sejak 6 Oktober. Namun, Nasdaq Composite Index melawan tren negatif, menguat 0,64% atau 72,41 poin menjadi 11.431,35 karena saham teknologi meningkat secara luas.
Pedagang meningkatkan posisi pada emiten yang diuntungkan dari kebijakan bekerja di rumah dan memangkas kepemilikan saham yang bergantung pada pembukaan kembali ekonomi. Perusahaan ritel online, Shopify dan Amazon, masing-masing melejit 4,3% dan 2,5%. Zoom Video melonjak 4,1%. Microsoft meningkat 1,5%.
Sementara, American Airlines anjlok 4,8% sedangkan United dan Delta keduanya merosot lebih dari 3%.
Penguatan Nasdaq mencerminkan posisi sektor teknologi yang lebih baik "jika pertumbuhan goyah karena Covid," kata Quincy Krosby, Kepala Strategi Pasar Prudential Financial.
Analisis data   CNBC   dari Universitas Johns Hopkins menunjukkan kasus virus korona harian Amerika Serikat meningkat rata-rata 69.967 selama sepekan terakhir, sebuah rekor. Jumlah rata-rata rawat inap Covid-19 juga melonjak setidaknya 5% di 36 negara bagian selama tujuh hari terakhir, menurut data dari Covid Tracking Project.
Wall Street keluar dari sesi yang sulit, dengan Dow membukukan penurunan satu hari terbesar sejak awal September. Penurunan tersebut sebagian dipicu oleh meningkatnya jumlah kasus virus korona dan ketidakmampuan parlemen untuk mendorong stimulus fiskal yang baru. Pemimpin Mayoritas Senat Mitch McConnell menunda pertemuan Senat hingga 9 November, semakin mengurangi prospek kesepakatan yang dicapai sebelum pemilu.
Investor juga bersiap untuk mendapati hasil pemilu yang berpotensi disengketakan, yang dapat menyebabkan perdagangan tidak stabil di pasar.
"Risiko terbesar tampaknya adalah ancaman pemilu yang disengketakan dan negara itu tidak mengetahui siapa pemenang pemilihan Presiden Selasa depan," kata Brian Price, Head of Investment Management Commonwealth Financial Network.
Laporan Keuangan
Sejumlah perusahaan kakap melaporkan kinerja kuartalan pada Selasa, termasuk komponen Dow, 3M dan Caterpillar. Caterpillar melaporkan penurunan tajam dalam laba  (year-over-year)  dan 3M anjlok 3,1% bahkan setelah membukukan laba dan pendapatan yang lebih kuat dari perkiraan.
Wall Street juga bersiap untuk menyambut laporan keuangan Microsoft setelah bel penutupan Selasa. Raksasa teknologi itu melihat pendapatannya tumbuh 13% selama kuartal kedua meski terjadi pandemi.
Hampir 170 perusahaan S&P 500 melaporkan laba kuartal ketiga hingga Selasa pagi, menurut data dari The Earnings Scout. Dari perusahaan-perusahaan tersebut, 83% membukukan laba lebih baik dari perkiraan, data menunjukkan. Namun, beberapa investor menganggap hasil ini tidak mencerminkan pemulihan yang luas di perusahaan Amerika.
"Kami pikir standar yang ditetapkan sangat, sangat rendah," kata Tom Hainlin, analis Ascent Private Capital Management. "Bagi kami, ini bukanlah sinyal kekuatan yang mendalam di seluruh sektor korporasi."
Namun, dia mencatat, hasil ini memang menunjukkan "peningkatan positif secara berurutan" dari kuartal sebelumnya. (ef)

Sumber : Admin