Wall Street Awali Pekan di Teritori Hijau, Saham Teknologi Pimpin Kenaikan
Wednesday, January 20, 2021       04:44 WIB

Ipotnew - Bursa ekuitas Wall Street menguat, Selasa, rebound dari pekan yang merugi, setelah investor mencerna hasil dari musim laporan keuangan yang baru serta sinyal bagi stimulus besar lainnya dan laju distribusi vaksin yang lebih cepat.
Dow Jones Industrial Average ditutup naik 116,26 poin, atau 0,38%, menjadi 30.930,52, demikian laporan   CNBC ,  di New York, Selasa (19/1) atau Rabu (20/1) pagi WIB.
Sementara itu, indeks berbasis luas S&P 500 meningkat 0,81% atau 30,66 poin menjadi 3.798,91, dipimpin sektor energi dan jasa komunikasi. Sedangkan Nasdaq Composite Index melonjak 1,53% atau 198,68 poin menjadi 13.197,18.
Beberapa saham teknologi melesat tajam dari kerugian pekan lalu. Facebook dan Alphabet masing-masing melejit 3,9% dan 3,3%, sementara Microsoft naik 1,8%. Apple dan Amazon juga menguat.
Saham Goldman Sachs menghapus keuntungan sebelumnya dan merosot 2,3% karena pedagang mengambil keuntungan setelah bank itu melampaui ekspektasi untuk laba dan pendapatan kuartal keempat. Laporan keuangan yang positif itu didukung kinerja yang kuat dari pedagang ekuitas dan bankir investasinya.
Bank of America melemah 0,7% setelah laporan pendapatan bank itu gagal memenuhi ekspektasi pasar. Namun, labanya sedikit di atas perkiraan.
Pekan pertama musim laporan keuangan mencatat 88% dari perusahaan S&P 500 yang merilisnya melebihi perkiraan EPS, menurut data Bank of America.
Kendati siklus laporan keuangan dimulai dengan kuat, banyak kalangan di Wall Street meyakini pendapatan kuartal keempat telah diperhitungkan dan pasar fokus pada prospek 2021 serta ukuran stimulus fiskal yang akan diterjemahkan ke dalam pertumbuhan laba.
"Kami prediksi investor akan melihat sekilas laporan keuangan kuartal keempat dan fokus pada komentar perusahaan tentang lintasan pemulihan pada 2021," kata David Kostin, Kepala Strategi Ekuitas Goldman, dalam sebuah catatan. "Saat investor melihat ke tahun 2021, kebijakan tetap menjadi pendorong utama laba perusahaan."
Desakan Yellen
Janet Yellen, calon yang ditunjuk Presiden terpilih Joe Biden untuk menjadi Menteri Keuangan, yang juga mantan Chairwoman Federal Reserve, muncul di depan Komite Keuangan Senat, Selasa. Yellen mendesak pemerintah federal untuk memberlakukan stimulus yang besar untuk membantu perekonomian.
"Baik presiden terpilih, maupun saya, tidak mengusulkan paket bantuan ini tanpa apresiasi atas beban utang negara. Tetapi sekarang, dengan suku bunga terendah dalam sejarah, hal paling cerdas yang dapat kita lakukan adalah mengambil tindakan besar," kata Yellen.
"Saya yakin manfaatnya akan jauh lebih besar ketimbang biayanya, terutama jika kita peduli untuk membantu orang yang telah berjuang untuk waktu yang sangat lama."
Biden, yang akan dilantik pada Rabu, meluncurkan rencananya senilai USD1,9 triliun untuk bantuan ekonomi, pekan lalu, ketika negara itu berupaya menangani pandemi Covid-19.
Saham "kemungkinan besar akan kembali menguat, setelah mengakhiri konsolidasi yang sehat," ujar Tom Lee, analis Fundstrat dalam sebuah catatan, mengutip peningkatan kecepatan vaksinasi.
Dr Rochelle Walensky, pilihan Biden untuk memimpin Centers for Disease Control and Prevention, Minggu, mengatakan dia yakin Amerika akan memiliki cukup dosis vaksin guna memenuhi target pemerintahan baru untuk menyuntik 100 juta orang dalam 100 hari.
"Tahap awal peluncuran vaksin lebih lambat dari ekspektasi karena jenis virus yang lebih menular menyebar, tetapi kita tidak melihat ini secara material mengubah dampak ekonomi kumulatif dari guncangan virus tersebut," kata Jean Boivin, Kepala BlackRock Investment Institute.
Penguatan Selasa terjadi setelah Wall Street merosot minggu lalu. S&P 500 kehilangan 1,5% untuk kerugian mingguan pertama dalam tiga pekan, sementara Dow dan Nasdaq Composite masing-masing turun 0,9% dan 1,5%, keduanya membukukan minggu negatif pertama dalam lima pekan. (ef)

Sumber : Admin