Wall Street Bergerak Lebih Tinggi Pasca Risalah "Dovish" The Fed
Thursday, February 21, 2019       05:48 WIB

Ipotnews - Saham Wall Street bergerak lebih tinggi, Rabu, setelah risalah Federal Reserve lebih lanjut mengisyaratkan sikap  dovish  bank sentral Amerika Serikat itu pada kebijakan moneternya.
Dow Jones Industrial Average ditutup menguat 0,24 persen atau 63,12 poin menjadi 25.954,44, demikian laporan  AFP  dan  CNBC  , di New York, Rabu (20/2) atau Kamis (21/2) pagi WIB.
Sementara itu, indeks berbasis luas S&P 500 bertambah 4,94 poin atau sekitar 0,18 persen menjadi 2.784,70, sedangkan Nasdaq Composite Index naik tipis 0,03 persen atau 2,30 poin menjadi 7.489,07.
Risalah The Fed memberikan warna pada keputusan bank sentral 30 Januari untuk tidak menaikkan suku bunga dan mengisyaratkan kehati-hatian dalam pengetatan kebijakan moneter lebih lanjut, mengatakan pertumbuhan Amerika akan "turun" dari laju yang cepat tahun lalu.
Risalah pertemuan The Fed juga menyoroti risiko penurunan ekonomi dari pertemuan Januari, termasuk "kemungkinan perlambatan yang lebih tajam dari perkiraan pada pertumbuhan ekonomi global, terutama di China dan Eropa, berkurangnya stimulus kebijakan fiskal, atau pengetatan lebih lanjut kondisi pasar keuangan."
"Perlambatan pertumbuhan telah menjadi paduan suara yang rendah di pasar untuk sementara waktu saat ini, dan hari ini kita mendengar The Fed bergabung, yang merupakan pergerakan signifikan dari retorika  goldilocks  (kebijakan paling diinginkan atau paling menguntungkan) yang kami dengar dari mereka di masa lalu," ungkap Mike Loewengart, Vice President E-Trade. "Dikatakan, pertumbuhan yang lambat tidak berarti resesi."
"Siapa pun yang berpikir mungkin The Fed tidak berniat mengirim pesan yang disampaikan Powell (Kepala The Fed Jerome Powell) dalam konferensi pers dapat berhenti bertanya-tanya," kata Chris Low, analis FTN Financial. "The Fed benar-benar dalam jangka panjang dan langkah kebijakan selanjutnya benar-benar bisa melakukan pemotongan."
Saham Wall Street langsung melesat sesaat setelah risalah tersebut dirilis pada pukul 19.00 GMT, tetapi menarik kembali kenaikannya setelah itu sekitar waktu yang sama setelah Presiden Donald Trump mengatakan dia bisa mengenakan tarif terhadap impor mobil Eropa jika tidak ada kesepakatan perdagangan yang baru dengan Uni Eropa.
Investor juga mencermati perundingan perdagangan antara pemerintahan Trump dan pejabat China.
"Kecuali jika kita memiliki bencana absolut, seperti resesi atau Trump menghentikan perundingan perdagangan, pasar saham akan naik lebih tinggi," tutur Karl Haeling, analis LBBW ."Ada banyak uang di luar sana."
"Kami pikir bagian dari pemulihan harga saham adalah dengan petunjuk bahwa kita melihat kemajuan dalam pembicaraan [perdagangan]," papar Eric Wiegand, Manajer Portofolio US Bank Wealth Management. "Untuk mempertahankan ini, kita harus benar-benar melihat kebijakan dan bukan hanya kemajuan."
Saham CVS Health anjlok 8,1 persen setelah melaporkan kerugian tahunan menyusul penurunanUSD6,1 miliar dari Omnicare 2015, yang menyediakan layanan farmasi hingga fasilitas perawatan jangka panjang.
American Airlines, United Continental, dan Delta Air Lines semuanya terjerembab sekitar satu persen setelah saingannya yang lebih kecil, Southwest Airlines, mengatakan penutupan aktivitas pemerintah ( government shutdown ) Amerika membebani bisnisnya lebih besar dari perkiraan.
Saat ini, Southwest memperkirakan pendapatan negatif mencapai USD60 juta, naik dari proyeksi sebelumnya USD10 juta hingga USD15 juta. Saham Southwest merosot 5,7 persen. (ef)

Sumber : Admin