Wall Street Menghijau...Didorong Harapan Kesepakatan Dagang AS-China
Thursday, April 04, 2019       05:26 WIB

Ipotnews - Saham Wall Street menguat, Rabu, mengabaikan data ekonomi AS yang mengecewakan untuk meningkat di tengah optimisme seputar perdagangan Amerika Serikat-China.
Dow Jones Industrial Average naik 0,15 persen atau 39,00 poin menjadi 26.218,13, demikian laporan  AFP  dan   CNBC  , di New York, Rabu (3/4) atau Kamis (4/4) pagi WIB.
Sementara itu, indeks berbasis luas S&P 500 bertambah 0,21 persen atau 6,16 poin menjadi 2.873,40--membukukan kenaikan beruntun lima hari, sedangkan Nasdaq Composite Index melonjak 0,6 persen atau 46,86 poin menjadi 7.895,55.
Harapan tetap tinggi bahwa Washington dan Beijing bisa segera mencapai kesepakatan perdagangan yang mencegah kenaikan tarif.
Analis merujuk pada laporan  Financial Times  yang mengatakan Amerika Serikat dan China telah menyelesaikan sebagian besar masalah dan negosiasi perdagangan yang dilanjutkan Rabu di Washington bisa "berpotensi klimaks."
"Momentum tampaknya terus berada di sisi atas," kata Bill Lynch, analis Hinsdale Associates. "Ada lebih banyak sentimen positif sehubungan dengan kemungkinan kesepakatan antara AS dan China."
Aktivitas sektor jasa AS melambat lebih dari perkiraan pada Maret, menurut Institute for Supply Management.
Sementara itu, perusahaan penggajian ADP memperkirakan sektor swasta Amerika Serikat hanya menambah 129.000 pekerjaan pada Maret, jauh lebih rendah dari ekspektasi sejumlah ekonom yang memproyeksikan 178.000 pekerjaan.
Laporan tersebut muncul menjelang data ketenagakerjaan Departemen Tenaga Kerja untuk periode Maret, yang dirilis Jumat.
Perusahaan  chip mencatat penguatan terbesar, dengan Advanced Micro Devices melonjak 8,5 persen, Lam Research 4,0 persen dan Micron Technology 3,4 persen.
AMD melonjak setelah Nomura Instinet menyematkan sahamnya dengan peringkat beli, mengutip peningkatan profitabilitas perusahaan tersebut.
Tetapi Caterpillar melemah 0,6 persen setelah mendapatkan  downgrade  dari Deutsche Bank karena prospek pertumbuhan global yang melemah.
"Sinkronisasi pertumbuhan global sudah runtuh," kata Deutsche. (ef)

Sumber : Admin