Wall Street Terkatrol Data Makro Amerika, Dow Melompat Lampaui 34.000
Friday, April 16, 2021       04:43 WIB

Ipotnews - Bursa ekuitas Wall Street melejit ke level rekor, Kamis, setelah perusahaan kakap melaporkan kinerja yang kuat dan data ekonomi terbaru menunjukkan rebound dalam belanja konsumen dan pasar tenaga kerja.
Dow Jones Industrial Average naik 305,10 poin, atau 0,9%, ke rekor penutupan 34.035,99, menandai pertama kalinya indeks  blue-chip  itu melampaui titik 34.000, demikian laporan   CNBC ,  di New York, Kamis (15/4) atau Jumat (16/4) pagi WIB.
Sementara itu, indeks berbasis luas S&P 500 melonjak 1,11% atau 45,76 poin menjadi 4.170,42, juga mencapai rekor tertinggi. Sedangkan Nasdaq Composite Index melesat 1,31% atau 180,92 poin menjadi 14.038,76.
Saham teknologi rebound karena imbal hasil obligasi menyusut. Saham FAANG - Facebook, Amazon, Apple, Netflix, dan Alphabet - semuanya menguat lebih dari 1%. Imbal hasil US Treasury 10-tahun turun 8 basis poin di bawah 1,56%. Di awal tahun,  yield  yang lebih tinggi menyebabkan investor membuang saham yang berorientasi pada pertumbuhan.
Penjualan ritel melambung 9,8% pada Maret karena stimulus tambahan membuat belanja konsumen melonjak, tutur Departemen Perdagangan, Kamis. Angka itu melampaui perkiraan  Dow Jones  untuk kenaikan 6,1%.
Laporan terpisah, Kamis, menunjukkan pengajuan pertama kali untuk tunjangan pengangguran jatuh ke level terendah sejak Maret 2020. Departemen Tenaga Kerja melaporkan 576.000 klaim pengangguran baru untuk pekan yang berakhir 10 April. Ekonom yang disurvei  Dow Jones  memperkirakan total 710.000.
"Meski 34.000 itu sendiri hanyalah angka lain, ini adalah prestasi yang monumental jika kita mengingat kembali di mana kita berada tahun lalu pada saat ini," kata Ryan Detrick, Kepala Strategi Pasar di LPL Financial.
"Kecepatan dan ketahanan pemulihan ekonomi ini tidak seperti yang pernah kita lihat dan itu membantu untuk menjustifikasi saham di titik tertinggi sepanjang masa."
Saham UnitedHealth, anggota Dow, melonjak 3,8% setelah laporan keuangaannya melampaui proyeksi pasar, dan perusahaan asuransi kesehatan itu menaikkan pedoman untuk 2021.
Saham Pepsi naik 0,1% setelah produsen makanan ringan dan minuman itu mengatakan penjualan kuartal terakhir melesat hampir 7%, melampaui ekspektasi.
Pasar bergerak lebih tinggi untuk mencapai rekor baru dalam beberapa sesi terakhir di tengah rencana pembukaan kembali ekonomi dan stimulus triliunan dolar. S&P 500 meroket 11% pada 2021 dengan sektor energi dan keuangan mencatat kenaikan tertinggi  (year-to-date). 
"Saya sangat  bullish  pada pasar, dan Anda benar untuk khawatir tentang defisit kita," kata Larry Fink, CEO BlackRock.
"Jika kita tidak mendapati pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan selama 10 tahun ke depan - defisit kita akan menjadi masalah dan mereka akan menaikkan suku bunga...Saya percaya karena stimulus moneter, stimulus fiskal, uang tunai di sela-sela, laporan keuangan perusahaan, pasar baik-baik saja. Pasar akan terus menjadi lebih kuat."
Saham Citigroup menghapus keuntungan sebelumnya dan turun 0,5%. Bank itu membukukan laporan keuangan yang mengalahkan perkiraan analis untuk laba kuartal pertama dengan pendapatan  investment banking  yang kuat dan pelepasan cadangan kerugian pinjaman yang lebih besar dari perkiraan.
Saham Bank of America naik setelah laba kuartal lalu melesat melewati ekspektasi pasar, karena peningkatan pada divisi  trading  dan  investment banking  serta pelepasan cadangan kerugian pinjaman. Namun, sahamnya merosot 2,9%.
Selasa, Food and Drug Administration Amerika, menyerukan penghentian sementara dalam pemberian vaksin Covid-19 J&J setelah enam orang di Amerika mengalami kelainan langka yang melibatkan pembekuan darah. Pengumuman tersebut memicu aksi jual pada saham yang diuntungkan dengan rencana pembukaan kembali ekonomi, awal pekan ini, tetapi diperkirakan tidak akan berdampak material pada laju peluncuran vaksin Amerika. (ef)

Sumber : Admin