Wall Street Terpukul Virus, Dow Catat Hari Terburuk Sejak "Market Crash" 1987
Friday, March 13, 2020       04:54 WIB

Ipotnews - Saham Wall Street anjlok sekali lagi, Kamis. setelah Presiden Donald Trump dan Federal Reserve gagal mengatasi kekhawatiran atas perlambatan ekonomi yang berasal dari virus korona, yang mengarah pada penurunan bersejarah bagi pasar Amerika Serikat.
Dow Jones Industrial Average ditutup 2,352.60 poin lebih rendah, atau 9,99%, menjadi 21.200,62, demikian laporan   CNBC   dan  AFP , di New York, Kamis (12/3) atau Jumat (13/3) pagi WIB.
Indeks 30-saham unggulan mengalami penurunan terburuk sejak kejatuhan pasar "Black Monday" 1987, ketika merosot lebih dari 22%.
Sementara itu, indeks berbasis luas S&P 500 menyusut 9,5% atau 260,74 poin menjadi 2.480,64, bergabung dengan Dow di teritori  bear market . S&P 500 juga mengalami hari terburuk sejak 1987. Nasdaq Composite Index ditutup 9,4% lebih rendah atau 750,25 poin menjadi 7.201,80.
"Virus korona sangat menakutkan dan orang tidak tahu apa yang diprediksi," kata Kathy Entwistle, Vice President UBS. "Sepertinya tsunami akan datang. Kita tahu itu akan terjadi kapan saja dan tidak ada yang tahu apa hasilnya nanti."
Kejatuhan indeks utama Wall Street sempat terhenti secara singkat setelah The Fed mengumumkan akan meningkatkan operasi pendanaan  overnight  menjadi lebih dari USD500 miliar. Kemudian akan menawarkan lebih banyak operasi repo senilai USD1 triliun pada Jumat. The Fed juga memperluas jenis sekuritas yang akan dibeli dengan cadangan.
Namun, saham dengan cepat diperdagangkan kembali ke posisi terendah karena investor menunggu langkah-langkah yang lebih agresif untuk mendukung ekonomi dan menargetkan wabah virus itu secara langsung.
"Perubahan ini dilakukan untuk mengatasi gangguan yang sangat tidak biasa di pasar keuangan terkait dengan wabah virus korona," menurut pernyataan Federal Reserve New York, yang melakukan operasi ini atas nama The Fed.
Transaksi Dihentikan
Aksi jual Kamis menjadi sangat buruk, sehingga perdagangan dihentikan sebentar setelah pembukaan selama 15 menit karena pasar mencapai ambang batas "circuit-braker" yang digunakan bursa AS.
Meski terhenti, Dow melanjutkan untuk mencatat penurunan terburuk kelima dalam sejarahnya, menurut FactSet. Bahkan penurunan terburuk satu hari pada krisis keuangan 2008 tidak mencapai sebesar ini.
"Kita akan memasuki resesi global," kata Mohamed El-Erian, Kepala Penasihat Ekonomi di Allianz. "Setelah apa yang terjadi beberapa hari terakhir, kita akan melihat penyebaran ekonomi yang tiba-tiba berhenti."
"Masalah dengan ekonomi yang berhenti tiba-tiba adalah tidak mudah untuk memulai kembali ekonomi," kata El-Erian. Dia percaya aksi jual itu tidak akan berhenti sampai  bear market  turun 30%.
Dalam pidatonya, Trump mengumumkan perjalanan dari Eropa akan ditangguhkan selama 30 hari sebagai bagian dari respons pemerintah terhadap wabah virus korona. Trump juga mengatakan pemerintah akan memberikan bantuan keuangan bagi pekerja yang sakit, merawat warga yang terkena virus tersebut atau dikarantina.
Namun, langkah ini tidak cukup bagi investor, yang mencari respons fiskal lebih tepat sasaran untuk mengatasi masalah pertumbuhan ekonomi yang lebih lambat akibat virus korona.
Saham kapal pesiar turun tajam. Royal Caribbean ditutup 31,8% lebih rendah sementara Carnival dan Norwegian Cruise Line masing-masing turun 15% dan 20,7%. Saham maskapai penerbangan seperti United, Delta dan American semuanya anjlok lebih dari 21%.
Saham restoran adalah pecundang besar lainnya, dengan Darden Restaurants dan Brinker International merosot sekitar 15 persen atau lebih. (ef)

Sumber : Admin