Wall Street Tertekan Sentimen Virus Korona, Dow Jatuh ke "Bear Market"
Thursday, March 12, 2020       04:49 WIB

Ipotnews - Aksi jual mencapai titik terendah baru, Rabu, ketika Wall Street bergulat dengan penyebaran cepat virus korona, serta ketidakpastian seputar respons fiskal untuk mengekang pertumbuhan ekonomi yang lebih lambat akibat wabah tersebut.
Dow Jones Industrial Average ditutup jatuh 1.464,94 poin, atau 5,9%, menjadi 23.553,22, demikian laporan   CNBC   dan  AFP , di New York, Rabu (11/3) atau Kamis (12/3) pagi WIB.
Indeks 30-saham unggulan itu menuju  bear market , anjlok lebih dari 20% di bawah rekor penutupan bulan lalu dan mengakhiri ekspansi yang dimulai pada 2009 di tengah krisis keuangan.
Sementara itu, indeks berbasis luas S&P 500 menyusut 4,9% atau 140,85 poin menjadi 2.741,38 dan hanya sedikit dari jangkauan  bear market . Nasdaq Composite Index turun 4,7% atau 392,20 poin menjadi 7.952,05 dan juga sekitar 19% di bawah level tertinggi sepanjang masa. Penurunan 20% dianggap sebagai  bear market  di pasar Wall Street.
"Kita bisa melihat kepanikan di pasar ekuitas," kata Jerry Braakman, Kepala Investasi First American Trust. "Pertanyaan besar bagi kebanyakan orang adalah, apakah kita sudah berada di bawah? Saya pikir kita hanya setengah jalan di sana."
Laju pelemahan semakin kencang setelah Organisasi Kesehatan Dunia menyatakan wabah tersebut sebagai pandemi global resmi. Jumlah kasus virus korona di seluruh dunia mencapai lebih dari 100.000, menurut data Johns Hopkins University. Di Amerika saja, lebih dari 1.000 kasus telah dikonfirmasi. Peningkatan dalam kasus ini menambah kekhawatiran perlambatan ekonomi global dan mendorong seruan untuk intervensi pemerintah.
Presiden Donald Trump, Selasa, menyebutkan tarif pajak gaji 0% yang dapat bertahan hingga akhir tahun. Namun, waktu penerapan kebijakan tersebut masih belum pasti. Senator Chuck Grassley, yang mengepalai Komite Keuangan Senat, mengatakan pemotongan pajak seperti itu harus dieksaminasi.
Menteri Keuangan Amerika, Steven Mnuchin, mengatakan kepada panel kongres bahwa pemerintah "bekerja full time" pada sebuah paket, meski anggota parlemen yang berpengaruh menolak keras rencana bantuan pajak gaji yang diusung pemerintah.
"Pasar kelihatannya kecewa karena Gedung Putih tidak merilis rincian respons fiskal terhadap virus korona," kata Brian Gardner, analis kebijakan Washington di KBW. "Kita masih dalam tahap-tahap awal dan pembuat kebijakan terus bergulat dengan berbagai opsi dan bernegosiasi antara dua partai serta antara Kongres dan pemerintah."
Bank sentral juga bertindak untuk mengekang pertumbuhan ekonomi yang lebih lambat. Bank of England, Rabu, memangkas suku bunga acuan sebesar 50 basis poin menjadi 0,25%. Federal Reserve juga meningkatkan jumlah uang yang diberikannya kepada perbankan melalui pinjaman repo menjadi USD175 miliar. Ini mengikuti pemangkasan setengah poin darurat The Fed pekan lalu.
Ketidakpastian seputar stimulus fiskal, ditambah dengan penurunan permintaan perjalanan dan meningkatnya kasus virus koron, menekan saham maskapai penerbangan dan  cruise line . American, Delta, United, dan JetBlue semuanya merosot setidaknya 4,3%. Norwegian Cruise Line dan Carnival masing-masing anjlok 26,7% dan 9,5%.
Boeing adalah pecundang terbesar dalam komponen Dow, merosot 18,2 persen setelah mengumumkan rencana penghematan dalam menghadapi krisis kembar: pengandangan 737 MAX dan perlambatan besar dalam aktivitas perjalanan akibat virus korona.
"Kita perlu melihat dukungan yang berarti untuk aktivitas ekonomi dan sokongan kredit terutama untuk usaha kecil, bukan pendekatan yang ditargetkan hanya dilakukan oleh cabang eksekutif," kata Joe Kalish, Kepala Strategi Makro Global di Ned Davis Research. "Kita akan membutuhkan keterlibatan kongres. Ini adalah masalah solvabilitas yang potensial."
Saham bank juga jatuh secara luas. Bank of America dan JPMorgan Chase masing-masing turun 4% dan 4,7%. Citigroup kehilangan 8,6% sementara Morgan Stanley dan Goldman Sachs keduanya melorot lebih dari 6,5%.
Kejatuhan Rabu terjadi setelah indeks utama Wall Street membukukan kenaikan tajam di sesi sebelumnya. Dow menguat lebih dari 1.100 poin sementara S&P 500 mencatat kinerja satu hari terbaik sejak 26 Desember 2018. (ef)

Sumber : Admin