Wall Street Variatif: S&P 500 dan Nasdaq Positif, Dow Melemah Lagi
Thursday, August 08, 2019       05:05 WIB

Ipotnews - Saham Wall Street ditutup sedikit berubah, Rabu, setelah sesi yang berombak karena kejatuhan imbal hasil obligasi pada awal hari menggarisbawahi kekhawatiran tentang melemahnya ekonomi global.
Setelah mengalami tekanan hebat, Wall Street secara bertahap didorong lebih tinggi sepanjang hari, sementara imbal hasil US Treasury pulih dari posisi terendah. Dua dari tiga indeks utama berakhir di wilayah positif.
Keputusan sejumlah bank sentral di Asia untuk memangkas suku bunga dan data Jerman yang lemah "mengingatkan investor bahwa pertumbuhan ekonomi di beberapa wilayah lain tetap berisiko karena perselisihan perdagangan AS dan China terus berlanjut," kata analis CFRA , Lindsey Bell, dalam sebuah catatan.
"Kendati ketidakpastian mendorong kenaikan di kelas aset defensif, kami tidak berpikir saham harus ditinggalkan pada saat ini. Resesi jangka pendek tidak mungkin terjadi."
Dow Jones Industrial Average ditutup 22,45 poin lebih rendah, atau 0,1% persen menjadi 26.007,07, demikian laporan  AFP  dan   CNBC  , di New York, Rabu (7/8) atau Kamis (8/8) pagi WIB. Pada posisi terendah hari itu, Dow kehilangan lebih banyak 589,13 poin.
Nasdaq Composite Index naik 0,38% atau 29,56 poin menjadi 7.862,83, dipimpin oleh Apple, setelah indeks teknologi itu anjlok sebanyaknya 1,7%. Sementara, indeks berbasis luas S&P 500 naik tipis 0,08% atau 2,21 poin menjadi 2.883,98 setelah merosot hampir 2%. Itu adalah  intraday   comeback  terbesar S&P 500 tahun ini.
Imbal hasil US Treasury 10-tahun diperdagangkan sekitar 1,71%. Imbal hasil  benchmark  surat utang AS itu secara singkat turun di bawah 1,6% pada hari sebelumnya untuk mencapai level terendah 2016.
Saham juga memantul dari posisi terendah saat kejatuhan yuan terhadap dolar AS mereda. Yuan diperdagangkan sekitar 7,06 per dolar, Rabu.
"Ketika kita mulai mendapatkan berita terkait China, institusi membutuhkan waktu untuk melakukan gerakan dan reposisi mereka. Saya pikir kita telah memperhitungkan semua berita yang keluar," kata Michael Katz, mitra di Seven Points Capital.
Namun, kekhawatiran terhadap pertumbuhan global tetap ada karena emas diperdagangkan di level tertinggi multi-tahun yang baru dan ketakutan terkait perdagangan masih ada.
"Imbal hasil merosot dan emas melonjak," kata Peter Cardillo, Kepala Ekonom Spartan Capital Securities. "Itu meningkatkan kekhawatiran tentang dampak perang dagang terhadap ekonomi."
"Investor harus lebih  prudent  dan berhati-hati di sini," katanya.
Saham Wall Street berada di bawah tekanan pada Agustus karena optimisme atas penurunan suku bunga Federal Reserve telah digantikan oleh kekhawatiran pada tarif terbaru Presiden Donald Trump terhadap China dan respons Beijing, termasuk menghentikan pembelian produk pertanian Amerika.
Saham perbankan mencetak kerugian besar karena prospek pelemahan suku bunga AS menekan potensi laba. Saham J.P. Morgan merosot 2,1% sementara Bank of America turun 1,9%. Citigroup dan Wells Fargo keduanya diperdagangkan menyusut lebih dari 1%.
Disney juga mengalami hari yang buruk, kehilangan 4,9 persen setelah gagal melampaui ekspektasi laba.
Tetapi saham CVS Health melonjak 7,5 persen karena rantai farmasi menaikkan perkiraan labanya. Hasil tersebut juga mengangkat saingannya Walgreens Boots, yang meningkat 2,0 persen. (ef)

Sumber : Admin