Wall Street Berakhir Mixed Pada Pekan Perdagangan Yang Bergejolak
Saturday, May 21, 2022       06:33 WIB

Ipotnews - Wall Street bervariasi pada finis trading akhir pekan ini. Pergerakan Wall Street dipenuhi sesi yang bergejolak yang mengantarkan saham Tesla melorot dan saham pertumbuhan lainnya juga melemah.
Indeks S&P 500 dan Nasdaq mencatat kerugian tujuh minggu berturut-turut, penurunan beruntun terpanjang sejak berakhirnya gelembung dotcom pada tahun 2001. Indeks Dow ( DJIA ) mengalami penurunan mingguan kedelapan berturut-turut, terpanjang sejak 1932 selama depresi hebat.
Kekhawatiran tentang lonjakan inflasi dan kenaikan suku bunga telah memukul pasar saham AS tahun ini. Sinyal bahaya dari Walmart Inc dan emiten ritel lainnya minggu ini menambah kekhawatiran tentang ekonomi.
"Penurunan minggu ini terasa seolah-olah pasar mulai menyadari bahwa pertumbuhan pendapatan dan profitabilitas S&P 500 mungkin dalam bahaya karena inflasi akan terus meningkat sepanjang tahun," tulis David Wagner, manajer portofolio di Aptus Capital Advisors.
Penurunan singkat S&P 500 ke wilayah bearish market terjadi karena AS telah menghadapi tekanan inflasi yang tidak terlihat dalam beberapa dekade. Itu telah diperburuk oleh lonjakan harga energi -- yang sebagian besar diperburuk oleh dimulainya perang Ukraina-Rusia.
S&P 500 menghabiskan sebagian besar sesi di wilayah negatif dan pada satu titik turun lebih dari 20% dari rekor penutupan tertinggi 3 Januari. Sebelum akhirnya melemah 18% dari level rekor itu dan finis mendatar pada akhir pekan ini.
Melemah 20% dari level rekor itu akan mengkonfirmasi S&P 500 telah berada di pasar bearish sejak mencapai level tertinggi pada Januari. Nasdaq yang sarat teknologi turun sekitar 27% dari rekor penutupannya pada November 2021.
Saham Tesla jatuh 6,4% setelah Chief Executive Elon Musk mencela klaim yang "sama sekali tidak benar" dalam sebuah laporan berita bahwa ia melecehkan secara seksual pramugari di jet pribadi pada 2016. Pelemahan Tesla membebani Indeks S&P 500.
Saham megacap lainnya juga turun. Saham pemilik Apple, Google Alphabet Inc turun 1,3% dan Nvidia turun 2,5%. Saham Deere & Co turun 14% setelah pembuat alat berat itu membukukan pendapatan kuartalan yang suram. Pfizer naik 3,6%, membantu S&P 500 menghindari kerugian hari ini.
Perkiraan mengecewakan baru-baru ini dari pengecer besar Walmart, Kohl's Corp dan Target Inc telah mengguncang sentimen pasar, menambah bukti bahwa kenaikan harga mulai melukai daya beli konsumen AS.
Pada hari Jumat, Ross Stores anjlok 22,5% setelah ritel pakaian diskon memangkas perkiraan penjualan dan laba 2022, sementara pemilik merek Vans VF Corp naik 6,1% pada prospek pendapatan 2023 yang kuat.
Para trader memperkirakan kenaikan suku bunga 50 basis poin oleh bank sentral AS pada bulan Juni dan Juli.
S&P 500 naik tipis 0,01% untuk mengakhiri sesi di posisi 3.901. Nasdaq turun 0,30% menjadi 11.354. Sedangkan Dow Jones Industrial Average naik 0,03% menjadi 31.261 poin. Untuk minggu ini, S&P 500 turun 3,0%, Dow kehilangan 2,9% dan Nasdaq turun 3,8%.
Volume perdagangan di bursa AS sebanyak 13,0 miliar saham, dibandingkan dengan rata-rata harian sebanyak 13,5 miliar selama 20 hari perdagangan terakhir.
S&P 500 membukukan 1 kali posisi tertinggi baru dalam 52-minggu dan 48 terendah baru. Nasdaq Composite mencatat 11 tertinggi baru dan 353 terendah baru.
(reuters/cnbc)

Sumber : admin