Waspada...Mata Uang Asia Bisa Terpukul Ketakutan Penyebaran Virus China
Wednesday, January 22, 2020       15:08 WIB

Ipotnews - Meningkatnya kekhawatiran atas wabah virus misterius seperti pneumonia di China, yang menewaskan 9 orang dan menginfeksi ratusan lainnya, berdampak pada pasar mata uang dan mendorong depresiasi yuan.
"Ini mulai berdampak...pada pasar keuangan selama 24 hingga 48 jam terakhir," kata Adarsh Sinha, Kepala Strategi Valuta Asing Bank of America Securities, seperti dilansir   CNBC  , Rabu (22/1).
Selasa, yen Jepang--sering dipandang sebagai  safe-haven  (tempat yang aman) saat ketidakpastian ekonomi--menguat tajam terhadap dolar ke level di bawah 109,8. Terakhir yen diperdagangkan di posisi 110,01 per dolar.
Sementara itu, yuan China di pasar  onshore  dan  offshore  mencatat pelemahan tajam terhadap  greenback  dan terakhir diperdagangkan masing-masing pada posisi 6,902 dan 6,9036 per dolar. Yuan bertengger level di bawah 6,86 pada perdagangan awal pekan.
Sejauh ini, lebih dari 400 kasus telah dikonfirmasi oleh pejabat kesehatan publik, dengan sebagian besar berasal dari China. Kasus juga telah dikonfirmasi di Thailand, Korea Selatan, Jepang, dan Taiwan.
Kekhawatiran tentang penyebaran penyakit ini dipicu oleh fakta bahwa jutaan orang diperkirakan melakukan perjalanan di China, di dalam dan ke luar negeri, menjelang liburan Tahun Baru Imlek yang akan dimulai Sabtu.
"Kuncinya di sini adalah ketidakpastian dan juga ketidakpastian menuju periode liburan," kata Sinha. "Dari sudut pandang investor, orang hanya mengurangi risiko dan saya pikir itulah yang kita lihat khususnya di pasar mata tukar di kawasan tersebut."
"Tidak terlalu banyak orang memiliki pandangan tentang bagaimana ini akan berkembang, tetapi itu hanya ketidakpastian menjelang periode di mana kita tidak akan mendapatkan nilai tukar dolar-(yuan) dan...pasar saham lokal (di China) akan ditutup," katanya.
Wabah virus itu membangkitkan ingatan akan pandemi SARS pada 2002 dan 2003. Wabah sindrom pernafasan akut yang parah pada saat itu menewaskan sekitar 800 orang, kebanyakan dari China dan Hong Kong, menurut data Organisasi Kesehatan Dunia.
" SARS memiliki dampak signifikan pada (valuta asing) Asia, dan ekuitas dari titik di mana infeksi secara resmi diidentifikasi oleh Organisasi Kesehatan Dunia pada Februari 2003 hingga puncaknya (23 April 2003)," kata analis Nomura dalam laporan 21 Januari.
Secara khusus, Nomura mengatakan won Korea dan dolar Singapura dijual secara luas terhadap  greenback  pada waktu itu. Terakhir, mata uang Korea Selatan itu berada di posisi 1163,99 per dolar sementara dolar Singapura diperdagangkan pada 1,3497 versus  greenback .
"Di bawah kondisi yang sama, kami memperkirakan perilaku yang sama, dengan sebagian besar tekanan terkonsentrasi pada (won Korea) dan (yuan China)," kata para analis. "Jika infeksi menyebar ke seluruh wilayah, seluruh Asia kemungkinan akan menderita, terutama (dolar) Singapura dan (baht) Thailand. (ef)

Sumber : Admin